strange but true

 Part 1 sampai part 9🖤🖤
        
Judul      :Strange but true
Karya   :Yusnita Damayanti Daulay
Umur.    : 18 tahun 

Mulai menulis : Jum, at 8 mei 2020 13:45
Selesai           :kamis   1 juni 2021   13:15

Penulisan cerita ini terhalang karna Yusnita Daulay  sebagai penulis masuk Asrama Kampus pada september 2020🖤🖤

      🌺Selamat membaca🌺
Part **1 **

Pukul 07,30 wib aku sudah sampai  di sekolah , Aku dan Liya duduk di bangku panjang yang ada di teras kelas sambil membicarakan tugas seni budaya. pelajaran yang paling kami suka . 

"Liya nih PR kamu," kata kak andi pada Liya yang tiba tiba datang sambil memperlihatkan lukisan pemandangan  yang di lukis di kertas manila .

"Cantik nya antariksa, membuat mata terpesona ", gumam ku dalam hati.  

Kak Andi berdiri di depan ku membuat jantungku berdetak  cepat sekali, ekspresi tak terkendali, sikap jadi gerogi, bahagia terukir di hati, merona tak karuan di pipi, memberikan senyum abadi di bibir ini, dilihat sekali kepikiran nya berhari hari.

Iya kak Andi adalah satu dari milliyaran cowok di planet  ini yang berhasil menarik perhatian ku. Yang dapat mengisi kekosongan di hati ku, yang selalu menghantui hari hari ku, yang selalu ku harapkan hadir dalam mimpi  indah ku, tak lupa namanya yang selalu ku sebut di setiap bait doa ku, semoga dia jodoh ku. Dia yang sering ku perhatikan dari kejauhan dan kusukai secara diam - diam. Aneh nya aku  takut kehilangan, walau aku tau dia bukan milik ku .


Kak Andi adalah senior di sekolah ku, dia merupakan ketua Osis yang aktivis di organisasi yang selalu memberikan sensasi. 

Jadi tak heran lagi kenapa Kak Andi begitu tenar, nama nya mekar terutama  di kalangan kaum hawa di sekolah ini.

Kak Andi adalah idola berat di sekolah ini , bukan cuma goodlooking dia juga good rekening dan good otak tiada tanding. 

Selain di sekolah, di dunia maya  juga Kak Andi jadi sorotan, follower nya juta an, kerennya berlebihan membuat mata yang melihat jadi kecanduan, senyum nya yang manis dilengkapi kumis tipis.

"Makasih ya kak udah di lukisin," ucap Liya

"Iya santai aja, Ta, lukisan kamu mana ?," Tanya kak Andi menatap ku, sontak membuatku kaget juga grogi, jantung tak terkendali. 

"Ohh di kelas kak," kata ku singkat dan ter bata bata.

"Mau lihat ah ,"kata kak Andi santai dan melangkahkan kaki nya .

"Ehh jangan kak," kata ku spontan memegang pergelangan tangan kak Andi .

"kenapa,? "kata kak Andi menatap wajah ku yang gelisah penuh tanda tanya.

"khmmm jelek kak, "kata ku salting dan ragu 

"Biarin, "kata kak Andi yang membuat jiwaku menggebu  tak menentu.

"Ehh jangan kak, " ucap ku tanpa melepas kan tangan kak Andi

"Dek sini "kata kak Andi memanggil cewek teman sekelas ku yang dari tadi berdiri di pintu menonton kekonyolan ku.

"Iya kak," kata Nilam dan Vero berjalan menghampiri dengan senyum bahagia karna senang di panggil kak Andi, fens berat mereka.

 "Nih, pegangin dulu tangan Ita ,jangan biarkan dia lolos sampai aku balik lagi kesini ,"kata kak Andi dan di balas anggukan kecil serta senyuman tulus dari merek berdua .

kak Andi langsung berjalan menuju kelas.

"Aduhhhh,,,,, lepasin, sakit tau," kata ku berontak dan meronta  .

Pikiran ku langsung teringat pada lukisan ku  yang ku lukis tadi malam  degan asal asalan, berhubung aku lagi badmood dan kesal. Lukisan ku sangat hancur, belum lagi di injak sama Moci,  kucing kesayangan  ku,  yang membuat lukisan ku jadi kotor.

"Aduhhhhhh malu tingkat frovinsi, tau gini semalam aku  lukisnya penuh cinta dan kasih sayang, "pikirku yang mulai kacau.

Tak lama kemudian kak Andi datang menghampiri, Nilam dan Vero langsung melepaskan tangan ku dan langsung pergi begitu saja. 

"Lukisan kamu cantik " . kata kak Andi datar tanpa enkspresi yang meyakin kan .

Aku hanya mengelus tangan ku yang kemerahan. 

"Sakit ,?, sini kakak lihat ,"kata kak Andi penuh perhatian yang membuat jiwa ku melayang . 

ku julurkan tangan ku dan berusaha menghilangkan gugup di wajah ku .

"Tangan kamu jadi merah, udah jangan sedih, "kata kak Andi dan berlalu pergi meninggalkan ku dan Liya yang masih berdiri diam seribu bahasa.

kami  mematung di teras kelas, heran degan sifat Ice batu kak Andi yang akhir akhir ini berubah total, awalnya  cuek, dingin, kini jadi perhatian membuat ku semakin tertawan .

"Kelas yuk ,"ajak Liya memecahkan keheningan. Dan dibalas anggukan saja oleh ku yang masih penuh tanda tanya. 

Bel masuk bunyi, semua siswa di kelas ku duduk rapi di bangku masing masing. 
Sudah 10 menit berlalu. Buk Frita belum datang juga, seharusnya buk Frita yang mengajar di kelas kami mata pelajaran fisika. 

"Assalamualaikum ," terdengar suara dari pintu .

Aku menoleh ke sumber suara, dak dik duk jantung ku kambuh seketika, yah wajar saja ternyata yang datang adalah calon suami ku. Heheeh

Seketika kelas ku dipenuhi teriakan histeris yang terdengar dengan jelas.

Jodoh ku datang
Ganteng nya suami ku
Kak idaman deh
Pacaran yuk kak
Beruntungnya aku milikin kakak
Leeminho tampan ku
Masa depan ku

Yahh kurang lebih begitulah sambutan cewek cewek dikelas ku .
Kak Andi hanya diam, tetap bersikap cuek. Mempertahankan sifat Ice kutub utara nya. 

kak Andi langsung duduk di bangku guru. Berhubung aku dan Liya duduk di bangku depan, tepatnya  di depan bangku guru. Jadi sekarang jarak ku dan kak Andi sangat dekat, sedekat shaf shalat, dimana kak Andi imam nya aku jadi makmun pribadi nya .

Mataku langsung pokus pada kak Andi yang senyum manis dilengkapi kumis tipis, alisnya bergaris, badan nya yang atletis, gigi gingsul dan hidung sedikit mancung 

"Kak kita sher pengalaman aja ya kak gak usa belajar  fisika, sesekali  otak juga butuh refresing , "bujuk Ica, cewek  paling cantik di kelas ku, setelah aku  tentunya Heheheh .

"Iya kak gimana kak ,"kata Dini menimpali penuh semangat

"Ok boleh ", kata kak Andi datar .

"Boleh minta sesuatu gak kak ,"kata Sonya mengangkat tangan .

"Apa," tanya kak Andi sedikit cuek .

"khmm kakak mau gak jadi pacar aku," kata Sonya percaya diri.

Huwwwwww lansung dibalas sorakan dengan antusias. Melontarkan cibiran tanpa batas. 

" Gak jelas," kata kak Andi langsung angkat kaki dan pergi begitu saja meninggalkan kelas kami yang ribut .

"Tuh kan masa depan ku pergi, gara gara kamu nih, "kata Dea marah pada Sonya.

"Enak aja,,, itu masa depan ku yah," kata Sonya tak mau mengalah.

" Titik tanpa koma, Kak Andi itu pawang hati ku sekaligus suami ku, " Sambung Fika penuh penekanan. 

kelas kami jadi kacau akibat kepergian kak Andi, dilengkapi acara seminar untuk merebutkan Kak Andi, padahal sudah jelas tertulis di buku Diary ku bahwa kak andi hanya milik ku .

Dava ketua kelas kami angkat suara me nenangkan kondisi kelas yang kacau, 

" Weeee,,, diam dulu yah,, soal kak Andi itu milik siapa bukan termasuk bagian dari pelajaran kita dan Siapakah jodoh kak Andi,?? ? tidak akan jadi soal ujian di UAS nanti, jadi udah yah,, jangan bahas kak Andi lagi " kata Dava lantang memberikan penjelasan. 

kini kelas kami hening kembali.

Dava datang menghampiri ku, berdiri di depan meja ku, terlihat wajah ganteng nya berseri, dengan penampilan rapi, badan tinggi, tak kalah keren dari kak Andi.

"Ta kamu bedakan ,,,kamu gak seperti mereka yang suka pada kak Andi , "kata Dava serius menatap ku.

"yahh gak juga sih, "kata ku berbohong, padahal aku juga penggemar berat nya kak Andi  melalui jalur langit.

"syukur lah,"  kata Dava legah terukir senyum indah di bibir nya dengan wajah beseri bahagia.

"Istirahat nanti kita ke kantin ya," ucap  Dava 

"yah ,"kataku singkat menganggukkan kepala bertanda setuju  .

Dava pergi dari hadapan ku, di hiasi senyum berbunga.

Dava gak kalah goodlooking sih ,good rekening dan good iman tiada tanding, tapi dia kan sahabat aku dari kecil.

"Hellowwww "kata Liya mengagetkan ku .

"Kamu suka yah pada kak Andi ,"kata Liya tiba tiba .

"En,,,,gak ,"kata ku gugup campur salting.

" jujur aja kali, "kata Liya memaksaku. 

"Liya comblangin gue dong pada kak Andi ," terdengar suara Stela yang tiba tiba sudah berdiri di depan meja kami .

"Comblangin lo pikir gue dukun apa ,"kata Liya sewot pada Stela. 

Iya liya adalah sepupu kak Andi yang juga tinggal serumah dengan kak Andi.

"Mending lo pergi deh dari hadapan ku " kata Liya mengusir Stela .

"Ta kalo kamu mau, aku bisa kok comblangin kamu pada kak Andi," kata Liya menatap wajah ku serius.

Aku hanya diam tak menjawab perkataan Liya yang membuat jantung ku mulai tak ber funsi .

 Bel istirahat bunyi
"Ta kantin yuk ,"kata Dava menghampiri ku

"Iya, "kata ku biasa aja .

Tiba tiba kak Andi sudah berdiri di depan ku menghalangi jalan ku. 

"liya, kantin yuk, Ta kamu mau kan  bareng sama kita ,"kata kak Andi menatap wajah ku, membuat  suhu tubuh ku mendidih seketika, rasanya pengen cepat bilang Iya tapi aku kasihan sama Dava yang mengajak aku duluan yang kini diam seribu bahasa, mematung pasrah menunggu jawaban ku dengan rasa cemburu. 

"Gak kak aku sama Dava aja, "kata ku terpaksa membuat hati ini tersiksa .

"Owh, "kata kak Andi singkat dan langsung menarik tangan Liya .Sekejap mereka hilang dari tatapan ku. 

Di sisi lain ku lihat senyum tulus dari Dava yang bahagia tiada tandingnya .

"Yaudah yuk kita juga pergi, "kata Dava memegang tangan ku ,

" Etssss apaan nih,, lepasin gak. Gak usa pegang pengan kali "  kata ku lirih .

" sory sory gak sengaja, " kata Dava sopan. 

Se sampainya di kantin aku duduk di sebelah Dava.

Kebetulan meja kak Andi dan Liya dekatan sama kami tapi kini mereka tidak duduk berdua . Melaikan bertiga bersama kak Vinta, kakak senior teman se kelas kak Andi. Yang di kabarkan lagi dekat sama kak Andi, dengan gosip pacar baru . Aku memperhatikan mereka yang memang terlihat sangat dekat.


"Ta kamu pesan spageti kan ,"kata Dava membuat mataku jadi fokus pada Dava .

"kok tau," kata ku sedikit heran.

"Apa sih yang gak aku tau tentang kamu ,"kata Dava senyum, membuat aku sedikit salting dan merasa istimewa  ternyata masih ada yang peduli dan perhatian pada ku.

"Segitunya lihatin aku , terposona ya degan kegantengan ku, yang tak akan luntur sampai 7 keturunan " , kata Dava pede dengan senyum khas nya .

"Kamu bilang apa tadi gak kedengaran deh " kataku menutup telingan ku sambil tertawa.

" Ganteng tapi mirip hantu , "kata ku ketawa lepas membuat kak Andi  ,Liya dan kak Vinta memperhatikan kami yang lagi bercanda bahagia .

"Ini kamu yang teraktir kan, "kata ku menunjuk Spegeti yang sudah dari tadi ada di meja ku.

"Gak ,,bayar masing masing dong, "kata Dava  cuek. 

"Tadi kan kamu yang ngajak ,"kata ku memelas.

" Itu tau cuma ngajak doang kan bukan neraktir ,"kata Dava tertawa jahil .

"Yaudah "kata ku datar

"Iya deh aku teraktir ,"kata Dava meng acak acak kepalakaku yang berbalut jilbab. 

"Ihhh jilbab ku jadi berantakan tau, "kataku kesal

"udah sini aku benerin "kata Dava, tangan Dava pun memperbaiki jilbab ku.

"Aku dah kenyang, aku ke kelas aja deh ."

Terdengar suara kak Andi sambil menghentakkan kursi dengan keras dan langsung berjalan terburu buru menuju kelas nya dan di ikuti oleh Liya dan kak Vinta.

" Heyy ,,,ngapain mata nya di meremin gitu   minta di cium atau gak sanggup lihat wajah ganteng ku, "kata Dava menggoda ku.

"Gak tau ah "kata ku langsung melahap sepageti yang di hadapan ku .

"Hati hati entar keselek gimana ,"kata Dava mengunkapkan perhatiannya pada ku.

"Iya bozz ," kata ku sambil mimun juz orange milik Dava.

"Ehhh itu punya ku, "kata Dava menarik gelas nya dari tangan ku.

"Huhh pedas ,"kata ku degan eksperesi meyakinkan. 

"Biarin "kata dava meminum juz itu .

"Yaudah aku gak mau makan lagi," kata ku ngambek dengan memalingkan wajah dari Dava .

"Cieee buang muka ," kata Dava di sela sela tertawanya .

"Minta di suapin ya ,"goda Dava pada ku membuat aku jadi senyum senyum gak karuan. 

"Gak "kata ku sambil melahap kembali sisa spageti ku.

" Tadi katanya pedas tapi kok di abisin yah, " kata Dava meledek ku .

" Udahh,, habisin aja tuh zuj nya nanti kalau gak habis tumpahin aja, " kata ku badmood 

Dava hanya tertawa melihat tingkah konyol ku. 

percepatan,,,,,, 

Pulang sekolah. Via telpon

"Ngapain aku harus ke rumah mu, lagi mager nih ,"kata ku males .

"kak Andi yang menyurumu datang kesini ,"kata Liya di telepon, sontak membuat aku senyum senyum sendiri.

"Udah sini aja kali ,"kata Liya memaksa ku 

"Ok deh aku siap siap dulu, "kataku senang dan mematikan telpon.

Aku  ber dandan di meja hias ku, kali ini aku gak pake jilbab, memang kebiasaan ku cuma di sekolah pake jilbab .

Itu pun karna dipaksa sama Dava, kata nya aku jauh lebih cantik kalo pake jilbab, dan menutup aurat .

Aku berangkat ke rumah Liya degan niat menemui kak Andi .

Ku nyalakan mesin motor Beat ku ,aku mengendarainya menuju rumah jodoh ku yaitu kak Andi.

Sesampainya di rumah kak Andi, aku disambut baik oleh Liya.

"cieee yang dandan cantik ,"goda Liya pada ku ,yang berhasil  membuat aku jadi malu tak menentu, senyum indah selalu menghiasi bibir ku.

"Tuh kak Andi  nungguin kamu ,"kata liya membuat jantung ini berdetak cepat ,aku langsung berjalan menuju ruang tamu dengan langkah yang anggun .

Betapa kaget nya aku melihat kak Andi lagi berduaan  sama kak Vinta ,langkah ku pun berhenti melihat pemandangan yang melukai hati ini .

"Serius lo,, kak Andi yang mengajak ku kesini ,"kata ku berbisik pada Liya .

"Iya dua rius malah ,"kata Liya menyakinkan ku.

"Udah sini duduk, "kata kak Andi menunjukkan sopa kosong  di depan nya .

"Ada apa ya kak, kenapa manggil aku kesini, "kata ku gugup menahan sakit di hati , melihat kak Vinta bersandar di bahu kak Andi .

"Kenalin ini pacar ku ,"kata kak Andi sontak membuat aku kaget.

"Buat apa coba kak Andi kasi tau pada ku, mau pacar nya kek isrtinya pembantu nya gak perlu juga "bantin ku pilu.

Pikiran ku teringat kejadian di kantin tadi siang. 

"Apa mungkin kak Andi cemburu pada Dava, makanya dia bales pada ku ,tapi gak mungkin aku kan bukan siapa siapa nya, trus kalau gak cemburu  buat apa kak Andi lakuin ini di hadapan ku ,"pikiran ku mulai kacau 

Tapi apa pun alasannya hati ini tetap sakit lihat pemandangan horor  ini, hati ini tergores perih ,rasa nya ingin pindah planet ke mars .

"Dava tau aja kalo aku lagi sedih ,dan butuh dia "gumam ku melihat notif di HP ku . Sengaja ku aktipkan spiker nya degan volume tinggi, biar jelas di dengar kak Andi ,Liya dan kak Vinta.

"Kenapa ?" kaget lihat aku cantik gini ,"kata ku menggoda Dava.

" Gak,, cantikan juga friliy latuconsina ," kata Dava degan lantang .

"Lahh kok aku di bandingin sama  artis sih ,"kata ku dengan mata melotot .

"Karna cuma artis korea  yang bisa saingi kecantikan mu ," kata Dava ketawa lepas.

" Hellow ,,,,,,Sejak kapan Frily latuconsina jadi artis korea, " kata ku bingun 

" Udalah,, susah juga gombalin bocah ingusan, oh iya mau kondangan yah " , tanya Dava serius. 

" Gak ini lagi ngelayat ada kemalangan jadi sekalian mau ikut nguburin " ,kata ku lirih menatap kak Andi dengan pandangan yang malas. 

Kak Andi langsung mengambil HP ku dan mematikan telponan ku dengan Dava .

"Di rumah ini di larang vc ," Terlihat dengan jelas ke cemburuan yang membara dari wajah ganteng  nya.

Kini mataku mengarah pada kak Vinta .

Kak Vinta orang  nya, yahh gitu tetap orang, Hehhehe canda. 

Kak Vinta kulit sao matang , tapi sao matang nya ini udah busuk, hidungnya mancung seperti vinokio. Kak Vinta mirip  boneka, boneka anabel si boneka hantu . Hehehehe canda,, 

Iya  kak vinta juga cantik, elegan, pintar cocok sih buat kak Andi .

"Mereka serasi juga "pikir ku .

" Ehhh mana ada serasi,  bagaimana pun alur ceritanya endingnya tetap aku dan kak Andi , " kataku berbisik dalam hati. 

"Ta ke kamar aku yuk ,"ajak Liya pada ku dan di balas anggukan kecil dari ku.

Ku susuri rumah mewah kak Andi ,rasanya bagai berjalan di istana megah, gedung yang  di hiasi  barang antik yang bermerek .

Yang ditaksir berharga miliaran ,setiap sudut rumah berbaris rapi guji kristal yang memikat mata .Kak Andi berasal dari keluarga kaya ,dia adalah pewaris tunggal di rumah ini . Belum lagi perusahaan besar mereka ada di mana mana, sampai ke penjuru dunia.

Kami  sampai di kamar Liya , kamar yang indah di hiasi gemerlapnya cahaya, lampu berjajar, dan berbaris rapi boneka lucu di tempat tidur ,semua serba mewah, aestetik tingkat dewa. 

"Ta kamu sedih ya lihat kak Andi dan kak Vinta "tanya Liya tiba tiba .

"khmm  gapapa kok,"kata ku langsung duduk di sprimbet empuk milik Liya

Dava menelpon ku kembali .

"Ta kok tadi langsung di matiin ,"kata Dava setelah aku menerima telpon dari nya.

"Owhh tadi ,,,,aku gak sengaja ,"kata ku mencari alasan.

"kamu lagi di mana ?,"tanya Dava heran.

"Di rumah Liya jawabku singkat "

"Owhh ketemuan yuk," kata Dava senyum manis .

"Ok aku tunngu di jalan merpati ya ,"kataku senang, 

Aku pun mematikan telpon nya sembari berpamitan pada Liya untuk segera pergi .

S,esampainya di ruang tamu kak Andi lagi duduk sendiri makan cemilan.

"Mungkin kak Vinta sudah pulang dari tadi" pikir ku.

"Mau pulang ,"tanya kak Andi dengan nada lembut .

"Iya kak ,"kata ku mencoba tenang .

Tapi tetep saja  jantung ini tidak bisa di ajak kerja sama .

"Kakak  antarin ya ,"kata kak Andi menawarkan. 

Membuat raga ini melayang diawang awang.

"Gak usa kak ,"kataku karna aku ingin ketemuan sama Dava .

"Sudah aku anterin aja," kata kak Andi lansung berdiri di dekat ku .

"khmm aku kan bawa honda kak," kata ku  terbata bata mencari alasan lain supaya gak jadi di anterin sama kak Andi .

"Itu mah gampang biar pak Hendri bodygat ku yang bawa honda mu kerumah ,"kata kak Andi menjelaskan. 

"Udah jangan bayak alasan lagi," kata kak Andi menarik lembut tangan ku .

Aku pun mengikuti kak Andi dari belakang, tingglalah Liya yang tetap setia berdiri di tempat semula bingung penuh tanda tanya.

 "Ayomasuk," kata kak Andi membukakan pintu mobil nya untuk ku .

"Udah kayak drama india aja ,"pikir ku tak lupa senyum manis selalu menghiasi bibir ku ,aku  duduk di sebelah kak Andi .

kak Andi mengendarai mobil degan hati hati .

Oala kak Andi matamu tak bosan ku pandang ,senyum mu salalu terbayang bayang ,kau selalu dalam ingatan, terbawa mimpi siang dan malam,"Hahahh kayak lirik lagu aja, "pikir ku.

Dari tadi kak Andi tak pernah memulai pembicaraan cuma ada keheningan di antara kami.

Aku yang tidak suka dengan keheningan pun memulai angkat suara.

"kak aku minta pajak jadian  dong ,"kata ku terpaksa .

"Pajak jadian  apa,"  kata kak Andi Cuek sembari pokus menyetir .

"Eeeaa pajak jadian,,,, kakak kan udah jadian sama kak Vinta ,"kataku dengan senyum manis meskipun hati ini menangis .

Aku berusaha tetap tegar ,karna rasa sakit tak mungkin ku umbar. 

"Oowh besok aku teraktir kamu dikantin, atau kakak bawa kamu shopiing mau ??? " . kata kak Andi yang tetap setia menyetir tanpa menoleh ke arah ku dan masih dalam kondisi sikap nya yang dingin.

"Iyadeh kak, besok ke kantin aja " , kata ku singkat,dan menyudahi pembicaraan kami.

" Kenapa gak shoping aja,, kan sekalian bisa jalan jalan. " kata Kan Andi melanjutkan obrolan kami. 

" Gak perlu kak, entar pacar kakak marah, " kata ku terpaksa,, padahal di hati ku belum terima kalau kak Andi sudah jadian dengan Kak vinta, nyonya petir itu. 

Lain dengan  Dava yang tetep setia menunggu ku untuk lewat di jalan Merpati 

"Ta ,,,,Ta,,,, bangun Ta sudah sampai nih ," kata kak Andi menepuk pipi tembem ku.

"Khumm ,"aku cuma berdehem berat rasanya untuk membuka mata ku.

"Bangun," kata kak Andi lagi ,aku tetap setia dalam tidur ku aku melanjutkan mimipi indah ku .

Kini aku merasa badan ku melayang rasanya ada yang menggendong.

Aku pun bangun, tapi aku sengaja memejam kan mata ku , aku pura pura tidur  .

Memang benar  ada orang yang menggendong ku badan nya yang kekar berotot ,membuat aku nyaman tidak takut jatuh sama sekali .

"Huwww asyik di gendong sama kak  Andi nyaman dalam dekapan nya ,"pikir ku .

Dia pun meletakkan ku di atas sopa aku pun langsung membuka mataku ,kulihat wajah ganteng ada di hadapan ku giginya gingsul ,kumis tipis, alis tebal ,badan kekar ,huw gantengnya berlebihan .

Tapi setelah ku pikir pikir wajah ganteng ini bukan wajah milik kak Andi tapi wajah ganteng Dava .

Ku buka mataku lebar, iya ternyata yang menggendong ku tadi adalah Dava bukan kak Andi.

" Yaelah kok Dava sih,, ngeselin deh kenapa bukan Kak Andi sih?  ," pikir ku kesal. 

"kaget lihat aku disini," kata Dava memperlihat kan gingsul imut nya.

"Apaan sih, gangguin aja deh,   Kak Andi mana?   ,"kata ku badmood .

"Yah Kak Andi dah pergi,  tadi aku lihat kak Andi memaksa membangun kan mu aku kasihan makanya aku bilang ,udah biar aku yang gendong ," kata Dava menjelaskan kejadian tadi pada ku.

" Owh gitu  ,"kata ku singkat  dan cuek. 
" Tapi kok kamu ada disini ? Bukan nya kita janjian di jalan merpati  ?? ", Tanya ku lagi

" Iya tapi aku lihat tadi ada om om yang bawa kereta mu jadi aku ikutin deh ,aku khawatir kamu diculik , yaudah sana kamu lanjutin tidur  ,"kata Dava lenglap degan perhatiannya .

"khmm  ,"kata ku memelas .

Percepat,,,,,,,,,,,,,

Malam pun tiba aku duduk di bangku depan rumah ku ,kurasakan angin malam yang dingin mendarat di pipiku .

"Woyy," teriakan kak Azka di telingaku sontak membuat aku kaget menutup kuat telingaku.

" kak aku gak budek kali," kata ku memukul tangan kak Azka .

"Sakitttttt ,"teriakan kak Azka lagi pas di telingaku .

Kak Azka itu satu satunya kakak ku ,dia hobby bangat jahilin aku, tapi walau begitu dia sering kok manjain aku .

"Ihh ,,,,awas kakak bau belum mandi," kata ku menepis  tangan kak Azka .

"kalo bau tutup hidung pesek mu," kata kak Azka mencubit hidung ku .

"Ihh sakit kak," 

"Biarin ," kata kak Azka langsung pergi meninggalkan ku.

"sudah anak kecil sana tidur," kata kak Azka mengacak acak rambut ku ,itu memang hobby kak Azka bila di dekat ku .

"Sakit kak ,"kata ku teriak.

"Lagian tidak ada yang boleh menyakiti adek ku, kecuali aku, "kata kak Azka senyum lebar. 

Aku hanya melotot melihat  kak Azka. 

Keesokannya 
Setelah sarapan aku dan kak Azka berjalan menuju pintu luar ,degan cepat ku buka pintu nya.

"Dava ,"kata ku kaget melihat Dava yang berdiri tegak di depan pintu memainkan pony  nya yang kinclong berlapis minyak rambut .

"Ngapain disini ,"kata ku pada Dava Dengan ekspresi heran.

"Nungguin kamu, kan gak mungkin nunggiin Sponsbob, udah lama loh aku berdiri disini," kata Dava memanyunkan bibir nya .

"Capek nih ,,,,"kata Dava datar dengan  wajah yang lesu .

"Lahhh ,,,,,akukan gak nyuru kamu kesini ,,lagian itu kan ada  bangku kenapa gak duduk  ,"kata ku heran.

"Heheh ada bangku ya, kok aku baru lihat" kata Dava cengiran mencari alasan.

"kakak yang nelpon Dava suru kesini mobil kakak mogok sekarang lagi di bengkel jadi kakak pake motor kamu ke kampus ,kamu bisa bareng Dava ke sekolah. kata kak Azka iba.

" Ihh kakak, kalau mobil nya rusak bilangin ke Ayah biar di ganti, " kata ku sedikit kesal, 

"Aku kesal mengingat kalau Ayah Dan Ibu ku juga orang kaya, tapi mereka hanya sibuk nguruin karier nya diluar kota ," pikirku jengkel. 

"Ayok ,"kata Dava mengganden tangan ku dengan lembut.

"Ihhhhhh apasih gak usa pegang juga kali," kata ku menghempas tangan Dava.

"Yaudah ,"kata Dava santai membuat aku terdiam,

"  Tumben Dava gak maksa ," pikir ku, melihat Dava langsung  berjalan menuju mobil.

" Eh tunggu bukain pintu" kata ku cengengesan dengan senyuman yang lebar.

"Emang kamu gak bisa buka sendiri ," ledek Dava di ikuti senyum licik nya .

"Yah ,,,,kan biar soswit gitu kayak drama india ,"kata ku mengundang tawa.

"Hehehe iya deh ,"kata Dava sambil membuka pintu.

"Silahkan masuk tuan putri ku, "kata Dava membungkukkan badan di hiasi dengan senyum khas nya yang membuat aku geregetan .

" Pagi gini Dava dilihatin makin ganteng aja, udah rapi ,wangi lagi ,"batinku sambil menatap lama wajah ganteng nya.

" Udah gak usa dilihatin terus gantengnya gak bakalan berkurang ,"kata Dava sontak membuat aku kaget dan malu.

Dava memperlihat kan gigi gingsul nya yang menambah ke gantengan dan daya tarik yang selama ini kurang perhatian.

Sesampainya di sekolah aku dan Dava  berjalan menuju kelas.

" Aduh ,,tas aku berat ya ,"kata ku meng kode Dava manatau dia peka dan mau membawa tas ku.

"Kalo kamu mau aku bisa bantu tendang tas kamu biar sampai duluan ke kelas," kata Dava meledek ku.

"Tendang aja kalo berani ,"kata ku menjitak kepala Dava.

"Aduh rambut ku,, capek lo nyisir nya malah kamu acakin," kata Dava memberantakin jilbab ku.

"Kan impas ,"kata Dava senyum bahagia.

Sesampainya di depan kelas ada kak Andi dan Liya berdiri di depan pintu .

"Pagi Liya ,"kata ku menyapa ramah Liya yang sejak tadi memperhatikan ku dan Dava.

"Pagi ,"jawab Liya singkat .

Kini mata ku melirik kak Andi tanpa berani menyapa nya .

"Kak pollback akun aku dong ,"kata  Yumna datang menghampiri.

"Mau di pollback, Emang lo siapa," kata kak Andi sinis dan pergi tanpa menoleh ke arah cewek cewek yang pangling melihat sipat cuek kak Andi .

kak boleh minta foto bareng," kata Silvi. 

"Buat apa," kata kak Andi singkat.

"Buat aku aptudate di Instagram dengan caption Dia Milik Ku ,"kata Silvi peryaca diri ,sepontan membuat kak Andi tertawa lucu .

Pesona ke gantengannya makin terlihat ketawa nya sambil senyum terlihat rahang giginya yang kokoh berseri, dengan bibir merah merona alami, membuat para cewek kagum lupa diri .

"Lain kali aja kakak lagi sibuk ," kata kak Andi berdiri dari duduk nya .

kini terlihat postur tubuh yang menawan, membuat hati jadi tertawan, kak Andi orang nya tinggi, putih, mirip liminho kata kebanyakan cewek yang melihat nya .

" kak Andi tunggu ,"kata mereka berlari mengejar kak Andi .

"Hehehe kak Andi di kejar kejar cewek cantik ,"kata Liya tak kuasa menahan tawa nya .

"Woyy Dava ,,kenapa  bengong sih ," kata ku mengagetkan Dava yang dari tadi termenung .

"Ooh gapapa, "kata Dava mengangkat satu alis tebal nya .

"Huh bisa aja loh," kata ku menyenggol bahu Dava .

"Eeh tunggu ,"kata Dava menarik tangan ku

"Apa sih ," kataku tepat di telinga Dava.

"Huh ,,parah loh ,gendang telinga ku bisa pecah nih ,"kata Dava memegang telinga nya.

"Hehehe rasain ,"kata ku menjulurkan lidah pada nya dan aku langsung   pergi begitu saja ke bangku ku.

" Ta tunggu, aku mau bilang sesuatu. " kata Dava meyakinkan ku.

Di kelas 

"Woy jaga mata ,"kata ku berjalan menghampiri Dava yang dari tadi memperhatikan ku.

Aku menampar meja Dava  dengan kuat layak nya preman yang sok jagoan.

"Aduh sakit, "kata ku meniup niup tangan ku sambil loncat loncat histeris ,tangan ku panas karna nampar meja  nya terlalu kuat.

"kenapa ?  Sakit? ,"tanya Dava panik sambil berdiri di depan ku.

"Meja nya gak pecah kan " kata Dava meyentuh halus meja nya di iringi ketawa puas.

"Sayang bangat ya sama meja nya ," kata ku cemberut.

" Cieee sama meja aja cemburu ,"kata Dava lagi dengan ketawa iblis nya .

" Itsss siapa juga yang cemburu  ," kataku sedikit kesal. 

Aku pun kembali ke bangku ku dengan emosi yang meluap .

"Liya motor ku di pinjam sama kak Azka ,"

"Yaudah nanti kita pulang bareng ya ,"kata Liya langsung memotong bicara ku .

" Iya deh," yes pulang bareng sama kak Andi hayyu bahagianya ,"pikir ku .


"Ta kak Andi telpon aku nih ,"kata Liya mengaget kan ku .

"Kenapa,"  kata ku penuh tanda tanya.

" kak Andi nunggu kita di kantin, mau neraktir katanya,"

"Oowh iya semalam kan kak Andi janji mau neraktir aku sebagai PJ nya dengan kak Vinta.
   
"Udah ayo kita pergi, kasihan kak Andi lama nunggu ," kata Liya menarik tangan ku .


Sesampainya di kantin.

" kak Vinta juga ikut " kata ku berbisik pada Liya sebelum duduk di depan bangku kak Andi.

" Iya lah ,kamu lupa  dia  kan pacar kak Andi ," kata Liya kembali berbisik di telingaku .

"Pada ngomongin apa sih ,ayo duduk ," kata kak Andi di hiasi senyum ramah nya, membuat badan ini panas dingin seketika.

Aku memperhatikan kak Vinta inci per inci.

kak Vinta cewek yang pendiam . Ibarat benda kak Vinta itu adalah Gendang, ditabu dulu baru mau bunyi setelah di ajak ngobrol ," Oh, Iya  ,Gak,"  palingan jawabnya  sesingkat itu .Padahal kamus punya banyak kata. Ya kali Kak Vinta cuma hafal kata itu saja.  

"kok bisa yah, kak Andi yang ganteng naksir sama cewek frizeer ini . Aku masih terima kalau saingan ku untuk mendapat kan hati kak Andi adalah cewek yang goodlooking, good rekening dan good iman tiada tabding,, 

Lah ini, bentuk nya aja kayak bungkus Indomie, gak ada apa apa nya dengan ku ,yang sudah ku nobat kan sebagai Ratu Kecantikan se planet ini , " bisik ku dalam hati.

"Hai kak , " aku mencoba menyapa Kak Vinta walaupun terpaksa .
"Gila ni cewek, cuek  amat, iya dek cantik, jawab gitu kek ," batin ku kesal melihat Kak Vinta yang tak merespon .

Oh iya, status Kak Vinta kan masih jadi  perdepatkan para Ilmuan , Kak vinta masuk dalam spesies manusia apa Kulkas,,karna sipat nya dingin membeku seperti Ice batu. Aku mulai menggerutu kesal degan sikap dingin kak vinta .Tapi tetap ku coba senyum padahal hati ku memberontak .

"Kalian pesan apa ,"kata kak Andi menatap ku dan Liya bergantian .

"Spagetika kak ," langsung ku jawab tanpa pikir panjang .

"Bakso kak," kata Liya semangat .

"kamu Vin pesan apa ," kata kak Andi menatap wajah kak Vinta dengan pandagan yang bermakna .

"Aku gak lapar ," kata kak Vinta cemberut, memanyunkan bibir dan menekuk wajah nya .

" Kenapa kita gak makan berdua aja, " Ucap Kak vinta kesal

"Huh benar benar nih kak Vinta cari gara gara, minta di tonjok apa gimana sih, kira kira kalo ku siram pake bengsin berdosa gak yah  ," kata ku emosi dalam hati.

"Yaudah kak kalo gitu aku dan Liya pindah bangku aja kak," kata ku degan senyum terpaksa  memainkan sandiwara .

"Jangan ," ucap kaka Andi menghentikan langkah ku.

"kamu pesan apa ," tanya kak Andi untuk yang keduakalinya pada kak Vinta.

" Terserah ,,,,,,,,,,yang penting jangan spageti ," kata kak vinta melirik ku dengan kesal .

"Apa tuh maksud nya selain Spageti . Dia  pikir dia siapa, dia pikir gue takut sama dia, sorry kita hanya beda umur tapi bukan beda nyali ," batin ku emosi tapi kuperlihatkan wajah dengan berseri  karna gak mungkin wajah ku yang manis punya tatapan yang sadis.

" Enak nih," kata ku langsung menyantap Spageti yang sudah di hadapanku, begitu juga dengan  Liya yang melahap Bakso tanpa basa basi .

"Kenapa ? kok Mie nya gak dimakan kelihatan nya enak loh ," bujuk kak Andi pada kak Vinta yang masih setia menekuk wajah kesal nya 

" mie nya enak tapi situasinya yang gak enak ,"kata kak Vinta kasar .

" kok kamu bilang gitu ,Liya itu adek kesayangan aku loh ," kata kak Andi menahan emosi gak sabar sejak tadi melihat tingkah bodoh kak Vinta .

"Yah jangan ngegas dong maksud aku kan bukan Liya ," kata kak Vinta meninggikan suara nya.

" Owh jadi maksud kakak aku gitu ,"kata ku mulai meluap kan emosi yang ku pendam dari tadi, kini aku gak bisa lagi pura pura senyum dan bahagia. 

" Ya,,,,, bagus deh kalo kamu ngerasa gitu ," kata kak Vinta degan eksperesi datar, memutar bola mata nya dengan kasar.

Aku langsung berdiri dan meninggalkan tempat itu dengan emosi  begitu juga dengan Liya  yang mengikuti


Bel pulang  bunyi Aku dan Liya berjalan menuju parkir, kemudian kak Andi datang menghampiri .

"kak ,,,,,,,,,, Ita  mau ikut pulang bareng kita," kata Liya pada kak Andi .

"Owh bagus ," kata kak Andi memaikan fony kinclong nya ,dengan senyum bahagia.  Seolah olah kak Andi sudah melupakan kejadian penjoliman tadi.

" Ehh iya ,,,,,,Aku kan mau kerjain kak Vinta enak banget tadi dia menghina ku, " pikir ku yang tidak bisa  melupakan kejadian penjoliman  tadi di kantin .

"Hum kak kayak nya aku gak jadi bareng kalian deh, soalnya aku belum kasi tau sama Dava, kasiahan Dava entar nunggu aku di diparkir ," kata ku memberi alasan .

"Terserah adek aja ,gimana baik nya " kata kak Andi degan senyum manis nya bikin hati ini menggleduk .

"Iya kak," kata ku langsung berlari menuju parkir .

Sesampainya di parkir aku melihat Dava yang sudah berdiri di depan mobil mewah warna hitam nya .

"Dava,,,,,,,,, kata ku sembari menodongkan pisau tajam yang mengerikan .

"Ita,,,,,  kamu mau ngapain ," kata Dava gugup dan berjalan mundur ke belakang karna ketakutan .

Heeeehe ,

Keringat dinginnya pun kini bercucuran aku pun semakin dekat degan Dava dan tetap menodongkan pisau tajam  degan ekpresiku yang pura pura kesurupan .

Aku menatap Dava degan tatapan tajam ku .

"Ita,,,,,, jangan," kata Dava ketakutan dan gak bisa mundur lagi karna udah mentok pada mobil nya .

"Jangan,,,,,,," kata Dava gugup .

"Hehehe ," ketawaku menggelugar membuat Dava heran.

" Lo pikir aku Psicopat  ," kata ku degan senyum manis ku .

"Trus kamu mau nagapain ," kata Dava degan eksperesi biasa, meng stabil kan wajah nya. 

"Ayok ikut degan ku," kata ku langsung menarik paksa tangan Dava .

"Mau ngapain sih ," kata Dava membenarkan dasi nya.

" Gimana pun cara nya kamu harus pecah kan kaca ini ," kata ku setelah kami sampai di depan mobil hitam kak Vinta .

"kenapa ,,,,,ini bukannya mobil kak Vinta yah, " kata Dava heran dan memperhatikan mobil di depan kami.  

"Iya ,jangan bayak nanya deh, buruan,,,, entar orangnya datang lagi kamu mau apa ketahuan ,"kata ku memaksa Dava untuk memecahkan kaca mobil kak Vinta .

Tanpa men jawab Dava langsung mengambil pisau tajam yang tadi dari tangan ku. 

"kalau cuma mau memecahkan kaca, ngapain harus bawa pisau segala, " kata Dava heran. 

"Ekting doang kan gapapa, "kata ku cengiran. 

Dava langsung mengambil batu besar, dan melempar nya ke kaca mobil kak Vinta, seketika kaca mobil nya langsung pecah  hancur lebur.

"Usaha yang bagus, otak lo encer juga, " kata ku sambil melipat tangan di dada. 

"Iya dong,,,Dava,,,, " kata Dava menyombongkan diri. 

"Tuh kaca yang satu lagi ,"kata ku berjalan ke kaca sebelah kanan .

"Satu aja kali ," kata Dava menatap ku serius. 

"Khum dua aja deh ,ayo cepat pecahkan lagi biar kita pergi sebelum ada orang yang datang ,"kata ku pelan setengah berbisik .

" Gak tanggung juga cara lo, "kata Dava menghantamkan batu besar ke kaca mobil. 

"Hehehe emang enak lo kak Vinta.

 Ini belum seberapa kalo lo masih berani sama gue ,gue akan kerjain lo habis habisan ," kata ku dalam hati degan senyum miring ku .

"kalian ngapain,"  kata kak Vinta yang tiba tiba berdiri di sebelah ku .

"kak Vinta.  ,,,    " kata ku kaget gak tau harus ngapain.

Dava langsung membuang batu yang di tangan nya. 

"Gak ngapa ngapain kok kak " kata ku senyum cengar cengir .

"Owhh kalian memecahkan kaca mobil ku," kata kak Vinta setelah melihat kaca mobil nya bolong. 

"Lari ,,,,,,," kata Dava menarik kencang tangan ku .

"Eeeehh tunggu ,jangan kabur" teriak kak Vinta mengejar kami degan nada marah nya .

"Dava ,gimana nih ," kata ku yang masih berlari ngos ngosan ,"

Awwww bruk ,,¡¡¡!     Aku pun jatuh setelah menyenggol  badan kekar dan ber otot .

" Kenapa ? ," kata kak Andi setelah  melihat ku tergeletak seperti sujud di lantai .

"Omg malu nya ,,muka ku mau taro dimana ," pikir ku setelah mendengar suara kak Andi .

"Sini kakak bantu," kata kak Andi menjulurkan tangan nya dengan senyum romantika nya .

Aku menerima tangan kak Andi dengan senyum indah dan langsung berdiri degan memperhatikan penampilan ku .

"Kalian kenapa ? kok lari lari ," tanya kak Andi penasaran.

" Gak ada kok kak," kata ku cengir cengir menampakkan gigi pepsoden ku .

Sedangkan  Dava tak bersura ,hanya memperhatikan ku. 

"Ayok ikut aku," kata kak Vinta tiba tiba datang dan menarik paksa tangan ku .

"Kak lepasin ,"kata ku menghempaskan tangan kak Vinta .

Tapi kak Vinta terus menarik ku ke kantor guru dengan kasar dan paksa. 

"Vinta, kamu kenapa ," tanya kak Andi dari tadi tapi gak dijawab  oleh kak Vinta yang masih terus menarik tangan ku secara paksa meskipun aku memberontak tapi tetap gak bisa lepas dari cengkaman maut kak Vinta yang ganas dan berbahaya.

"Vinta, kasiah nih Ita kesakitan, " kata kak Andi tak tega melihat ku di perlakukan dengan kasar dan kejam layak nya peristiwa pembunuhan  .

"Mereka harus bertanggung jawab, " kata kak Vinta dengan lantang .

Sesampainya di kantor aku dan Dava  duduk di bangku depan buk guru .

"Mereka kenapa ," kata buk Sabrina, wali kelas ku.

"Mereka mecahkan kaca mobil ku buk ," kata kak Vinta kesal dan dibalas eksperesi kaget kak Andi dan Liya .

Aku pun menundukkan kepala ku sumpah malunya tingkat dewa terlebih lebih di hadapan kak Andi .

"Kenapa kalian lakuin itu  " tanya buk Sabrina menatap ku dan Dava bergantian dagan mata elang yang menakutkan .

Aku dan Dava saling tatap tatapan .

"Bukan aku buk, tapi Dava ," kata ku terpaksa membela diri ,aku takut nanti nama ku jelek di mata kak Andi. 

" Kok aku sih ,kamu dong ," kata Dava kesal dan membulatkan mata nya pada ku dan membuat aku takut .

"Ooh gini Buk ,Dava gak ada maksud untuk memecahkan kaca mobil kak Vinta tapi mobil Dava juga warna hitam Buk, Dava pikir itu mobil nya makanya Dava memecahlan kaca nya karna kunci nya ketinggalan di dalam " kata ku  menatap Dava yang kesal menekuk wajah  nya dengan malas .

Terlihat Dava sangat emosi mendengar kan kebohongan ku,yang menuduh Dava adalah pemeran utama nya. 

"Aku salah target Buk, ku pikir itu mobil ku, " kata Dava dengan senyuman dan mengagaruk kepala nya yang tidak gatal. 

"Huhh,, kasihan Dava selalu aja belain aku, Dia gak suka lihat aku dimarahi," kata ku dalam hati .

" Yah walaupun kalian gak sengaja tapi tetap saja kalian harus ganti rugi ," tegas Buk Sabrina .

"Iya buk," kata ku .

"Dava bayar dong ," kata ku menatap Dava yang terlihat tidak peduli.

" Aku gak bawa duit ,"  balas Dava berbisik di telingaku

"Sudah aku aja yang bayar ," kata kak Andi yang kesal melihat kami dari tadi saling ber bisik .

" Makin dekat aja aku kan cemburu ," kira kira begitu lah yang ada di pikiran kak Andi setelah melihat wajah nya merah menahan cemburu gak sanggup melihat kedekatan aku dan Dava.

" Sekarang masalahnya udah selesai kalian boleh keluar ,,ehh ,tapi jangan ulangi lagi ," kata Buk Sabrina lembut dan mempersilahkan kami pergi .

Sesampainya di luar kantor .

"Aku gak percaya sama alasan kalian,"  kata kak Vinta mengagetkan ku .

"Benar kok kak ,iya kan  Dava," kata ku mengkedip kan  mata ku dan mengkode degan senyum ku .

"Iya," jawab Dava datar dan cuek. 

"Vinta kita pulang bareng ya kalo soal mobil kamu entar aku suru montir kesini ," kata kak Andi pada kak Vinta degan lembut .

kak vinta cuma mengangukkkan kepala nya  .

"Kak kami duluan ya ," kata Dava menarik tangan ku .

"Duluan Liya ," kata ku cengir cengir .

Sesampainya di mobil.

" Owh kamu lakuin itu karna cemburu lihat kak Andi dan Kak Vinta ," kata Dava menatap wajah ku, sontak aku kaget .

"Gak kok ," kata ku memalingkan wajah ku dari tatapan Dava .

Dava melanjutkan mengendarai mobil nya ,sejak tadi dia gak pernah bicara lagi mungkin dia kesal pada ku karna udah nyalahin dia tadi nama baiknya kini jadi hancur di depan wali kelas kami .


"Maaf ,," kata ku memohon pada Dava, sambil menyatukan kedua tangan ku untuk memohon, aku benar" merasa bersalah. 

"Jangan diamin aku gini  dong aku gak bisa di diamin sama kamu ," kata ku sambil menggoyang goyang kan bahu Dava. 

Tapi Dava tetap diam saja tak menatap ku sama sekali .

"kalo aku salah kamu marahi aku aja tapi jangan diamin aku kayak gini aku gak bisa ". kata ku sedih, tapi Dava tetap diam gak berbicara.

" Rumah kamu udah sampaikan ," kata Dava datar tanpa menatap ku.

Aku pun turun karna peka dari kode nya  seketika Dava langsung menjalankaan mobilnya tanpa basa basi aku pun menatapnya dengan sedih lalu masuk ke rumah .

Lain degan.

" Boring nih kak ," kata Liya yang duduk dekatan degan kak Andi .

"Gimana kalo kita main VS, " kata kak Andi semangat hampir mengagetkan Liya .

"Yaudah yang kalah dapat hukuman  " kata Liya menantang.

"Gak salah nih emang Liya udah siap dapat hukuman mulu ," kata kak Andi ketawa lepas .

"Ihh kak Andi jahat lihat aja nanti Liya pasti menang ," kata Liya percaya diri.

"Hehehe kita lihat aja, yang kalah gak boleh nangis ," kata kak Andi sombong dgn senyum manis nya dan menjulurkan lidah merah nya.

"Ihh ngeselin ," kata Liya ngambek .

"Hehehe ngambek nih , "kata kak Andi mengacak acak rambut pendek ala polwan milik Liya .

"Jangan,,, entar rambut Liya jadi jelek, " kata liya manja. 

"Biarin, " kata kak Andi menarik tangan Liya menuju ruang VS mereka .

"Ok , kita buktiin siapa pemenangnya ," kata Liya sombong .

"Ok,siapa takut, " kata kak Andi mengangkat dagu nya sok jentlemen .

Sedangkan aku hanya diam di kamar gak tau harus ngapain, aku kepikiran mulu pada Dava yang ngambek pada ku .

"Aduh Dava kok gitu sih, tapi wajar juga sih, Oh gini aja aku datang aja ke rumah Dava bawa makanan, sekalian makan siang ,hehe ," pikir ku .

Akupun pergi ke dapur menyiap kan makanan yang harus ku bawa nasi beserta lauk nya, setelah selesai aku pun berjalan menuju pintu luar .

" Oh iya honda ku kan dibawa kak Azka ,hmm,,,,, aku naik taxi aja deh,"  kata ku santai. 

Sesampainya di rumah Dava aku pun lansung masuk karna pintu nya gak di kunci, ku temui Dava lagi duduk melamun di sudut bangku sambil manatap aqua rium mewah berisikan ikan hias cantik.

"Dava ," kata ku membuat pandangan Dava beralih pada ku yang berdiri di belakang nya.

Dava menatapku dengan ekspresi datar 

" Dava kita makan yuk," ajak ku langsung duduk disamping Dava .

"Aku sudah makan ," kata Dava  mengalihkan pandangan nga pada arjoli hitam  yang melingkar di tangan kiri nya .

"Owh jadi gitu yah padahal aku udah masakin spesial  buat kamu,"  kata ku membujuk. 

"Ayok dong ," kata ku menatap Dava yang kini  sibuk degan HP berkesing hitam bergaris putih nya tanpa sedikit pun menoleh pada ku. 


"Maafin aku dong, aku tau aku salah ," kata ku sedih, mataku mulai berkaca kaca.

"Tapi aku tulus kok minta maaf sama kamu ," kata ku mulai serek menahan tangis ku karna aku belum pernah di gini in sama Dava .

"Yaudah aku pergi ," kata ku menghapus air mata ku yang kini membasahi pipi tembem ku .

"Aku juga ngambek pada kamu,"  kata ku berjalan menuju pintu luar dengan langkah yang terpaksa.

"Iya di maafin kok,"  kata Dava membuat ku berhenti sejenak , Dava menatapku dengan pandangan yang sadu dan tulus datang menghampiri ku .

" Gak tau ah,"  kataku  buang muka .

Ku hapus air mataku dengan kasar, tapi tetap saja aku tak bisa menahan isak tangis ku .

"Cewek mah gitu kalo cowok ngambek bukan nya di bujuk malah ngambek balik ," kata Dava memperlihat kan senyum memikat nya .

Dava langsung menghapus air mata ku membuat aku sontak membeku , sentuhan yang begitu lembut di pipi ku membuat seluruh tubuh ku merasa kaku, pandangan Dava yang syahdu menghadirkan kecerahan bagaikan bola lampu , kini aku hanya bisa diam membatu. 

Perlakuan Dava kali ini membuat aku salah tingkah, apalagi wajah ganteng Dava yang terlalu dekat dengan wajah ku membuat ku membisu .

Dava yang menyadari hal itu pun langsung memalingkan wajah nya secepat kilat, tapi entah kenapa kali ini aku suka dengan perlakuan Dava biasanya aku paling gak suka di pegang sama Dava .

"Jangan nangis lagi entar rumah ini banjir lagi ," ledek Dava bercanda. 

" Udah nangis nya," Kata Dava membuat aku tenang dan merasakan kehangatan.

"Aku laper nih, makan yuk ," bujuk Dava pada ku sambil menggandeng tangan ku. 

"Ayok ," kata ku berjalan menuju dapur , aku duduk di bangku paling sudut dan Dava duduk di bangku depan ku .

"Enak nih masakan kamu," kata Dava memakan lauk yang tadi ku bawa.

" Iya ,,," kata ku gugup .

"Kesini naik apa tadi ,"  tanya Dava lagi sambil minum juz orenge kesukaanya .

"Taxi," jawab ku singkat .

"Nanti pulang aku anterin kamu ya ," kata Dava memastikan keselamatan ku.

"Iya," kata ku  tersenyum .

Kami melanjutkan makan siang di selingi degan canda tawa bahagia.

Lain dengan kak Andi.

"Hehehe kamu ngaku kalah kan,"  kata kak Andi meledek Liya.

"khumm," Liya berdehem saja .

"Hukumannya, kamu pijet leher kakak nih  jadi pegal gara gara main VS mulu ," kata kak Andi memegang leher nya yang pegal .

Degan terpaksa Liya pun memijat leher kak Andi sebagai hukuman karna Liya telah kalah.

" Aduh yang semagat dong mijet nya ,pegal nih,"  kata kak Andi manas manasin Liya.

" Huh iya ," kata Liya memutar bola mata nya ,dengan wajah yang cemberut.

Kini menunjukkan pukul 4 sore .
" Kamu suka yah sama Kak Andi   ?? Kata Dava tiba tiba.

" kenapa  ?? Cemburu ? " jawab kumenggoda Dava
" Cemburu  ?? Ya,, enggak lah, " kata Dava tanpa menatap ku.

"Antarin aku pulang,"  kata ku pada Dava.

" Ayok,"  kata Dava mengambil kunci motor nya.

"Naik motor,"  kata ku memastikan .

"Iya," kata Dava santai.

Kami pun berjalan menuju garasi mobil Dava, terlihat 3 mobil mewah parkir disini dan 2 motor gede yang ditaksir miliyaran .

"Ayo naik,"  kata Dava yang sudah duduk di motor merah nya.

"Iya," kata ku sambil duduk di belakang Dava .

" Pegangan,,,,, entar jatuh gimana,"  kata Dava degan senyum miring nya .

"Oh kamu sengaja ya bawa motor, ber harap  kupeluk dari belakang ," kata ku menjitak kepala Dava.

" Hehe gak kok ," kata Dava cegegesan menggaruk kepala nya yang tidak gatal .

"Aku gak mau pegangan ," kata ku dongkol .

"Yaudah tapi entar jatoh jangan salahin aku ya ," kata Dava degan senyum licik nya.

Dava pun melajukan motor nya ngebut dengan kecepatan di atas rata rata.

" Pelanin dong ," kata ku teriak  takut jatoh karna gak pegangan pada pinggang Dava .

Tiba tiba Dava ngerem mendadak membuat aku langsung memeluk pinggang Dava dengan erat nya.

" Hehe,"  kata nya gak mau pegangan ini malah meluk meluk ," kata Dava tertawa geli .

"Inikan juga karna kamu,"  kata ku tanpa melepas tangan ku dari pinggang Dava .

Dava hanya bisa senyum senyum sendiri terlihat jelas dari kaca sipion sambil memperhatikan tangan ku yang melingkar sempurna di pinggang nya, dan kembali melanjutkan perjalanan. 

"Dav berhenti,"  kata ku pelan Dava yang mendengar suaraku langsung menghentikan motor nya.

 "Kenapa ," kata nya sambil membuka helm merah nya.

"Mau beli cilok ,"kata ku cengegesan .

"Ih kirain mau ngapain ," kata Dava memperlihatkan senyum pepsoden nya .

"Yuk kita beli,"  kata Dava turun dari motor nya memesan cilok yang dagang di tepi jalan. 

"Mau makan disini apa di bungkus ," kata Abang penjual Cilok itu .

"Bungkus Bang,"  kata ku cepat .

Dava memperhatikan ku dengan ekspresi bingung.

"Ngidam ya,"  tanya Dava polos ? .

"Ngidam kata mu ," kata ku menginjak kaki Dava.

"Aduh sakit tau, "kata Dava membersihkan sepatu abu "nya.

"Kan jadi kotor ," sambung Dava dengan bibir yang manyun.

"Salah siapa, ngapain katain aku ngidam  ," Sahut ku tak mau kalah .

"Kan canda Cantik,"  kata Dava langsung  membuat aku membungkam bisu dengan senyum tipis terukir indah di bibir ku .

"Dava memang selalu tau cara membuat aku bahagia," pikir ku.

Setelah Dava bayar Cilok nya aku berjalan duluan menuju motor .

Dari kejauhan terlihat mobil hitam yang ngegas laju mengarah pada ku, Dava yang melihat hal itu pun teriak .

"Ita awas ," kata Dava menarikku ke belakang .

Tapi naas Dava di senggol mobil, membuat tubuh Dava terhampar di aspal dengan kening di penuhi darah segar, Dava terbaring tidak berdaya tidak sadarkan diri .

"Dava bangun ," kata ku menangis histeris tak kuasa aku menahan air mata ku melihat kondisi Dava yang pingsan tak berdaya .

Kini darah telah menutupi wajah Dava aku pun mengangkat kepala Dava meletakkannya di pangkuan ku.

" Dava bangun ," kata ku menepuk pipi Dava, bangun Dava tangis ku mulai histeris, air mataku ber jatuhan di pipi Dava yang menutup rapat kedua mata nya.

Tiba tiba kami sudah di kerumuni warga dan warga membantuku membawa Dava kerumah sakit terdekat .

Sesampainya di rumah sakit, Dava langsung di tangani dokter, Dava di bawa ke ruang Icu .

Aku hanya boleh menunggu di luar .
Aku pun menelpon Liya, supaya Liya menemani ku disini, Liya yang sedang bercanda dengan kak Andi pun kaget karna tiba tiba ku telpon .

"Apa Ta," kata Liya masih tertawa bersama kak Andi .

"Liya kesini buruan ," kata ku masih dalam kondisi menangis pilu .

"Ita kamu kenapa,"  tanya Liya heran karna mendengar ku menangis, suara ketawa kini pun hilang dari mereka berdua .

"Dava kecelakaan," kata ku menangis histeris .

"Di rawat di mana ," kata Liya panik .

"Di rumah sakit tadika kencana,"  kata ku memberitahu alamat  nya .

"Kesini sekarang aku butuh teman ," kata ku langsung mematikan telpon nya dan kembali menangisi Dava.

Liya dan kak Andi bergegas menuju rumah sakit dengan wajah panik menegangkan.

Aku pun melihat Dava dari kaca rungan Icu terlihat Dava yang belum sadar kan diri dan luka dikening berbalut perban putih.

"Ita,,," kata Liya memegang bahu ku yang dari tadi mengintip di jendela kaca .

"Kamu yang sabar ya ," kata Liya memeluk hangat tubuh ku .

"Iya,"  kata ku menghapus air mata di pipi ku, kini aku mulai tenang sedikit karna di temani oleh sahabat ku. 

"Kakak yakin Dava pasti bertahan demi kamu,"  kata kak Andi menenangkan ku, walaupun kata itu terlihat sulit untuk dia ucapkan.

" Ita kamu gapapa ,? mana yang sakit,"  kata kak Azka yang tiba tiba berdiri di depan ku .

"Lutut kamu sakit gak ,kening kamu gimana, jari kamu masih lengkap kan ,rambut kamu ada yang patah gak ,kulit kamu lecet gak, kuku kamu masih utuh kan ," kata kak Azka panjang lebar tak membiarkan aku bicara sebelum dia pastikan aku baik baik saja .

"Kak aku gapapa," kata ku kesal melihat tingkah kak Azka yang memperlakukan aku seperti anak kecil .

"Nih Liya yang telpon kakak,.Liya bilang kamu kecelakaan, maka nya kakak langsung kesini, kakak sangat khawatir sama kamu ,"jelas kak Azka. 

"Huh yang kecelakaan itu Dava bukan Ita," kata ku ngelantur .

"Ehh maaf  aku salah kasih impormasi tadi kan panik," kata Liya cengir .

"Trus Dava gimana,"  kata kak Azka kwatir .

"Tuh di ruang Icu,"  kata ku sedih .

Kami ber empat pun duduk di bangku tunggu dengan rasa khawatir yang mendalam .

"Yang mau nabrak kalian siapa," kata kak Andi memecahkan keheningan, dan menunjukkan rasa peduli nya, membuat rasa suka di hati ku menggebu.

"Kak Vinta ,"  kata ku tegas .

"Ehh gak tau juga sih entah siapa,"  kata ku menutup mulut.

Aku gak mau asal nuduh saja  meskipun tadi mobil nya persis kayak mobil kak Vinta kupastikan dulu plat mobil nya sama atau tidak.

" Aku gak tau kak ,"  kata ku menundukkan kepala ku.

" Oh ,," jawab kak Andi singkat .

Gak lama kemudian dokter pun keluar dan membawa Dava ke keluar dari ruang Icu menuju ruang pasien .

Dan kami pun mengikutinya.

Sesampainya di ruang an nomor 21 Dava pun dibawa masuk ke ruangan itu oleh dokter.

"Dava kenapa dok ," tanya ku lagi .

"Dava gapapa kok cuma luka ringan bentar lagi juga sembuh ," kata Dokter membuat aku jauh lebih tenang .

Kami pun masuk ke ruangan Dava.

Aku melihat Dava udah sadar .

"Dava,,," kata ku duduk di bangku sebelah ranjang .

"Apa,"  kata Dava menatap ku dengan senyum manis nya .

"Kok mata kamu bengkak, habis nangisin aku ya,,,, hayyo ngaku ," kata Dava menggoda ku, membuat aku malu salah tingkah .

"Kamu lagi sakit aja masih bisa bercanda ," kata ku mengalihkan pertanyaan Dava .

"Tapi kamu benaran khawatir kan ," kata Dava mengangkat alis nya, dengan senyum memikat memperlihatkan gigi gingsul nya.

"Iya ," jawab ku malu menundukkan kepala.

Dava tertawa puas mendengar jawaban ku.

" Dava mana yang sakit ," kata kak Azka mendekat pada Dava .

"Gak ada kak luka nya cuma di kening aku doang mungkin nanti aku udah bisa pulang kasihan Mami dan Papi nunggu di rumah ," Tegas Dava menutur kan.

"Semoga cepat sembuh ya, " kata kak Andi pada Dava dengan ekspresi datar menunjukkan kecemburuan nya, melihat kedekatan ku dan Dava yang semakin menjadi.

" Iya makasih kak ," jawab Dava lembut .

"Ta perban ini menghalangi kegantengan aku gak,"  tanya  Dava degan senyum khas nya memainkan rambut kelimis nya yang acakan.

"Entar kalo di bilang iya dia kegeeran lagi ," pikir ku .

Ku tatap wajah kak Andi yang memerah dan selalu berusaha menjauhkan pandangan nya dari ku dan Dava.

"  Kok eksperesi kak Andi gitu ,dia cemburu ya ," batin ku .

"Dava aku dan kak Andi pamit pulang ya semoga cepat sembuh,"  kata Liya pada Dava .

"Iya makasih udah di jenguk ," bales  Dava  degan senyum manis nya.

Liya dan kak Andi pun langsung pergi, meninggalkan kami berdua di ruangan ini.

"Dava maaf ya gara gara aku kamu jadi begini ," kata ku, mataku mulai ber kaca kaca lagi mengingat kejadian sadis yang hampir membahayakan nyawa Dava, Cowok yang sudah ku anggap seperti keluarga, sekalian sahabat ku sejak kecil.

"Hehe itu kan udah tugas aku lindungin kamu, "kata Dava, spontan membuat jantung  ini dak dik duk tak karuan .

"Yah maaf juga ya gara gara aku mata kamu jadi bengkak, kalo boleh tau kamu nangisin aku berapa jam sih ," ledek Dava pada ku membuat suhu tubuh ku naik turun.

" Aku kan takut,,,,,,,,," .

"Takut kehilangan aku,"  kata Dava langsung memotong ucapan ku .

"En,,gak ," kata ku mulai gugup .

Wajah ku mulai memerah seperti kepiting rebus, aku memang paling gak kuat kalo di gombalin sama Dava.

"Udah udah ,,kakak pergi dulu ke ruang administrasi mau nebus obat ," kata kak Azka yang sudah berdiri di depan pintu.

" Iya kak,"  jawab kami serentak.

"Dava mau ngapain ," kata ku pada Dava yang berusaha menggerakkan badan nya dengan penuh hati hati. 

" Mau duduk lah, capek tau tiduran mulu ," kata Dava lemas.

"Hati - hati" kata ku khawatir melihat wajah Dava kini yang mulai memucat.

"Besok kamu sekolah gak,"  tanya ku pada Dava .

"Kurasa belum deh, " kata Dava dan di balas Oh saja oleh ku.

Aku menoleh ke Hp Vivo di tangan ku terlihat notif chat dari kontak yang ku save dengan nama* Jodoh ku *.

Dek,,,, kata yang sangat  singkat namun berhasil mengubah mood ku enam kali lipat lebih bahagia dan ber bunga.

Jiwa ku bergetar penuh rasa spesial, chat ini adalah chat yang paling ku tunggu.

"Iya kak ," kata ku membalas pesan singkat dari  kak Andi cwok yang paling spesial dalam hidup ku .

Dengan sendirinya senyum manis selalu menghiasi bibir ini tak kala mendapat kabar gembira  yang berhubungan dengan nama kak Andi .

Nama yang ku minta untuk di jodoh kan oleh Allah dengan ku. 

Dava memperhatikan ku, bingung dengan ekspresi bahagia yang seketika muncul menghiasi wajah ku.

"Chat dari siapa ," tanya Dava ,yang  merasa ku abaikan sejak aku memainkan Hp ku .

"Khmmm,,,,,, Liya,"  kata ku bohong memberikan alasan palsu.

"Oh ," balas Dava pura  pura percaya karna tidak mau memperpanjang masalah .

Keesokannya.

Pagi pagi aku berangkat ke sekolah mengendarai motor Beat hitam kesayangan ku .

Sesampainya di sekolah aku sengaja duduk di parkir menunggu kedatangan kak Vinta .

"Lama banget sih tuh Bocah kerokodail ," gerutuku dalam hati .

"Iiihhh ,,,,,siapa sih ," aku meronta ronta .

kedua tangan berhasil menutup mata ku dengan sentuhan yang lembut.

"Ihh lepasin ," kata ku membentak  dengan nada tinggi, seketika tangan itu pun berpaling dari mata ku.

Aku langsung melihat sosok cowok berdiri di hadapan ku,  persis Oppa korea dengan rambut ber pony, berbadan tinggi, memperlihatkan senyum alami, dengan wajah putih berseri.

"Kak Andi, " kata ku gugup salah tingkah pikiran kosong tak ber arah, membuat ku hanya senyum bergairah.

" Kenapa??? ," kata kak Andi langsung mencubit pipi cabi ku membuat darah ku membeku, jantung berpacu melewati waktu, mata ku terbelalak membulat sempurna.

"Hehhe dasar tembem ," kata kak Andi melepaskan tangan nya dari pipi ku.

Aku hanya diam mematung dan membisu dengan ekspresi setengah di bawa alam sadar.

"Oh iya Liya dimana,"  tanya kak Andi, melihat kanan kiri mencari sosok Liya.

"Gak tau kak ," jawab ku pelan.

"Yaudah kakak cari Liya dulu ya Dek, " kata kak Andi langsung berlalu meninggal kan ku yang masih ter ipnotis dengan sikap romantis kak Andi. Yang membuat ku melayang .

" Ternyata kak Andi yang cuek bisa soswit juga,"  kata ku dengan senyuman yang menawan.

"Pokot nya kak Andi harus jadi milik ku titik," kata ku antusias penuh penekanan.

"Gapapa kak Vinta pacar nya kalo aku jodoh nya gimana, kak Vinta bisa apa ," kata ku dengan senyum licik ku yang mengerikan.

"Akhirnya datang juga tuh Nenek kuntilanak ," batin ku ,sambil memperhatikan kak Vinta yang turun dari mobilnya .

"Piling aku gak salah mobil itu adalah mobil yang berniat mencelakakan ku semalem ,tapi aku gak punya bukti ," pikir ku mulai gelisah.

Walaupun begitu aku tetap memberanikan diri menghampiri kak Vinta .

Sengaja ku   perhatikan mobil kak Vinta inci per inci .

"Ngapain lo lihat lihat mobil gue," kata kak Vinta setengah membentak.

" Kenapa,,,, gak suka apa takut ketahuan ," kata ku jengkel dengan nada yang ngegas.

"Maksud lo apa ," kata kak Vinta mendorong bahu ku secara kasar dan paksa membuat ku hampir terjatuh  .

"Lokan yang nabrak  Dava semalem ," kata ku membalas mendorong kuat bahu kak Vinta, dengan berani dan percaya diri merasa jagoan tanpa segan.

"Jangan nuduh  sembarangan  lo,"  kata kak Vinta melayangkan tangan nya hampir menampar wajah  ku.

Untung di tahan sama kak Andi yang tiba tiba berdiri di sebelah ku .

"Kamu apa apa an ," bentak kak Andi menepis kasar tangan kak vintva .

Membuat kak Vinta kaget karna kak Andi berpihak pada ku.

" Kak ,,,,,sebenarnya kak Vinta yang semalem menabrak Dava,"  kata ku dengan penuh penghayatan.

"Buktinya apa,"  kata kak Vinta tiba tiba .

"Cuma orang yang salah yang meminta bukti ," kata ku datar,dengan melipat kedua tangan ku di dada.

"Itu cuma pitnah ," kata kak Vinta mencoba meyakinkan kak Andi .

Kak Andi membalas pegangan kak Vinta memberikan semangat melihat wajah kak Vinta yang pucat karna ketakutan.

"Gpp yang penting rekaman CCTV semalem udah ada di tangan ku, kak Vinta akan aku laporin ke polisi, " ancaman ku menakut nakuti, supaya kak Vinta ngaku.

Seketika kak Vinta sujud di kaki ku, membuat aku sontak kaget apalagi kak Andi dan Liya yang heran degan tingkah kak Vinta .

"Maaf aku ngaku salah  jangan laporin aku ke polisi ," kata kak Vinta menangis di kaki ku, penuh rasa bersalah .

"Hehe emang enak lo gue kerjain
ngaku juga kan loh, Ita dilawan gak malu apa sujut di depan pacar sendiri hehe ," kata ku dalam hati merasa menang merdeka .

"Iya ku maafin ," kata ku pura pura baik karna di depan kak Andi supaya kak Andi takjub degan kebaikan hati ku.

"Jangan laporin aku ke polisi ," kata kak Vinta berdiri menghapus air matanya dan memelukku seketika .

"Iya,"  kataku santai melepaskan pelukan kak Vinta, yang kurasa hanya sebatas sandiwara yang di kemas rapi dalam Drama.

" Tapi kakak harus pergi dari kehidupan ku,"  kata ku ngelunjak dan sombong.

" Iya aku akan pindah dari sekolah ini,"  kata kak Vinta dan langsung pergi tanpa basa basi .

Tinggallah kak Andi dan Liya yang sedih dan membisu menyaksikan  ke pergian kak Vinta dengan tiba ".

"Makasih ya Dek udah maafin Vinta,"  kata kak Andi pada ku dengan ekspresi datar.

Yang membuat aku ngerasa bersalah dan bertanggung jawab atas kesedihan yang terukir dengan jelas di wajah korea milik kak Andi.

" Bel dah bunyi kalian masuk kelas gih  ," kata kak Andi memberikan perintah.

" Iya kak,"  jawab kami serentak .

Dan kak Andi pun langsung pergi begitu saja dengan perasaan yang tidak bisa ku tebak lagi.

Di kelas.

Aku dan Liya pun duduk di bangku yang biasa kami duduki. Aku sangat kehilangan sosok Dava yang selalu mengganggu ku tiap saat.

Tak lama kemudian Pak Gavin pun datang .

"Pagi anak anak ," sapa Pak Gavin dan langsung duduk di bangku guru.

" Pagi Pak, " jawab kami serentak .

"Bapak datang ke sini cuma mau bilang, nanti setelah bel istirahat kalian jangan langsung ke kantin atau keluyuran mengurus hal"  yang gak penting dulu, tapi kalian harus baca impormasi di mading, bagi yang gak tau impormasinya itu bukan urusan pihak sekolah lagi, tapi derita sendiri paham gak ," kata Pak Gavin tegas dan lantang .

"Paham Pak ," jawab kami sigap .

" Yaudah Bapak pergi dulu jangan ribut ya," kata Pak Gavin dan berlalu keluar dari kelas kami.

Lain dengan kak Andi ,di kantor osim lagi rapat sama kakak" senior di sekolah ku, yang bertugas sebagai ketua departeman .

"Iya Andi aku setuju sama usul kamu degan begitu sekolah ini pasti lebih maju, lebih disiplin ," kata kak Nia sekretasis osim juga teman dekat kak Andi .

" Iya lah ide Andi itu cemerlang pasti Adek kelas kita gak akan berani lagi bikin kerusuhan dan segan sama kita, jadi mereka tambah disiplin deh, " kata kak Zahra degan antusias mendukung pendapat kak Andi .

" Yah semoga aja degan peraturan baru yang kita buat sekolah ini jadi disiplin,"  kata kak Andi berharap .

"Iya pasti ,peraturannya udah kamu tempel di mading kan ," kata kak Vino menimpali.

" Iya,"  kata kak andi sambil menikmati jus Jeruk yang dihadapan nya.

Bel istirahatpun bunyi .

" Ta yuk kita ke mading ," rengek Liya sambil menarik tangan ku.

"Iya ayok tapi lepasin dulu nih sakit tau ," kata ku menampar tangan Liya dengan pelan.

" Iya deh maaf ," kata Liya cengir menunjukkan gigi nya yang di lapisi behel permata Toska, yang serasi denga wajah imut nya. 

Sesampainya di depan mading, udah ramai di penuhi  siswa ,semua pada desak desakan supaya bisa membaca impormasi yang tertera disitu .

"Aduh kalo gini caranya kita gak punya kesempatan nih tuk baca impormasi nya,"  kata Liya dongkol .

"Yah gpp deh ,tapi kalo kamu tetap melotot untuk baca nya tuh kamu ikut desak desakan aku mah ogah ," kata ku melipat tangan di dada ku.

"Gak mau ," kata Liya sok manja membenarkan dasi nya yang berantakan.

" Kalo gak mau ayok ikut degan ku, " kata ku menarik paksa tangan Liya .

"Kemana sih ," kata Liya memberontak ,berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman ku.

"Kantin,"  kata ku datar, melepaskan tangan Liya.

"Yaudah ayok gak usa narik narik juga kali,"  kata Liya cemberut .

Percepat

Sore ini aku lagi di rumah Dava mau jenguk dia tapi Dava lagi pergi kerumah sakit ngecek kondisinya jadi aku putusin untuk nungguin dia di ruang  tamu.

"Di  minum yah Non mungkin bentar lagi Den Dava dan Nyoya bakalan datang, " kata Bik Ririn menyuduhkan juz jeruk dan berusaha menenangkan ku yang udah bete nungguin Dava dari tadi .

"Emang Om dimana ya Bik,"  tanya ku bete, 

"Tuan Petra pergi dinas ke Malaysa Non, Bibik mohon ke dapur dulu yah Non maaf bibik gak bisa temanin Non disini, masih banyak kerja soalnya, " kata Bibik sambil bergegas ke dapur .

"Iya Bik,"  kata ku dan kini aku duduk sendiri di ruang tamu ala istana mejik yang mewah mengagum kan .

Mata ku langsung ter tuju pada foto indah yang di bingkai mewah mernak mernik permata biru, di pajang indah  di lemari antik di sebelah jepara yang ku duduki.

Karna penasaran aku menghampiri foto itu , aku mengambil nya penuh hati ".

Ternyata foto ini adalah foto ku dan Dava waktu SMP dulu .

"wah lucu banget Dava masih nyimpan foto ini ," pikirku, sambil senyum" sendiri, melihat foto ku dan Dava lagi main sepeda di taman Anggrek yang berada disebelah rumah ku.

Terlihat Dava berdiri di belakang ku mengajari ku naik sepeda baru nya, dengan ekspresi ketawa memamerkan gigi gingsul andalan nya.

  
Aku pun berniat ingin mengembalikan foto itu ke tempat semula.

Tapi aku melihat ada tulisan di belakang foto itu ,aku pun  membaca nya sambil duduk di sopa tempat ku semula .

"Ini kan tulisan Dava .

*****Ita aku beruntung kenal sama kamu ,apalagi bisa sahabatan sedekat ini sama kamu, aku sayang sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu, kumohon kamu jangan berubah apalagi karna ada orang baru, sejak kita SMP aku sudah suka sama kamu tapi aku gak berani buat ngungkapin aku takut persahabatan kita rusak karna rasa cinta yang kupaksakan 
****

" Jadi Dava suka sama ku  " kata ku menyakinkan aku pun ketiduran di sopa sambil memeluk foto yang tadi .

Aku pun berlalu ke dunia mimpi .

Aku mimpi ketemuan sama Dava di taman tempat bermain kami waktu SMP dulu di taman ini lah aku dan Dava menghabiskan waktu sampe sore ,main kejar kejaran ,makan Ice Krim, bahkan ngerjain PR juga .

"Hey hey bangun,"  kata seseorang pada ku sambil menepuk nepuk pipi ku.

" Bangun, " kata nya lagi menggoyang goyang bahu ku pelan .

"Apasih,"  kata ku mencoba membuka mata ku yang terasa sangat berat.

"  Bangun,"  kata nya lagi sambil duduk di sebelah ku .

Aku pun bangun mengusap mata ku.

" Dava,"  ucap ku setelah melihat wajah Dava yang memerah menahan tawa karna melihat ulah ku yang tidur macam kebo yang tidak pernah tidur selama dua abad.

" Udah lama ya nungguin aku sampe sampe kamu ketiduran meluk foto lagi, " kata Dava meminum sisa jus jeruk yang berada di atas meja.

" Ini foto siapa,"  kata Dava di sela sela minum nya.

" Foto kita ," kata ku menunjuk kan foto nya.

Langsung Dava mengambil nya dari tangan ku tampa berkata apa apa ,dengan ekspresi yang kaget.

"Kenapa sih lagian tulisan nya udah ku baca kok ," kata ku merayu Dava .

Refleks membuat Dava malu salah tingkah.

"Owhh gitu ya,"  kata Dava menyembunyikan wajah ganteng nya degan menutupi nya pake ke dua tangan nya.

" Hehe biasa aja kali ," kataku menarik tangan Dava dari wajah nya .

"Ngapain kesini,"  kata Dava tanpa menatap ku dengan malu ".

" Mau jenguk kamu aku udah rindu loh sama kamu," kata ku keceplosan, sambil menutup mulut ku.

" Ciee yang rindu ," kata Dava menatap wajah ku dengan pede .

"Akhirnya ngaku juga ," kata Dava dengan belagu,  melipat kedua  tangan nya di dada .

"Yeh jangan kepedean dulu ,aku rindu sama kamu itu karna mau curhat aja ,Wle,"  kata ku menjulur kan lidah ke arah Dava.

" Gpp yang penting rindu ,apapun alasan nya rindu tetap rindu " kata Dava tertawa mengacak rambut kinclong ku.

" Ihh punya hobby kok berantakin rambut ku aja ,"  kata ku merengek .

" Yaa daripada berantakin rambut singa " , jawab Dava tak mau kalah. 

"Tapi karna saat ini aku lagi bahagia kamu aku maafin ," kata ku, sok baik .

"Bahagia karna apa ,,,jangan bilang kamu bahagia karna bisa dekat sama aku ," kata Dava kepede an .

" Gak lah tapi karna aku udah berhasil nyingkirin kak Vinta dari sekolah , " kata ku sombong  berlagak kaya penjahat psikopat kelas kakap .

" Serius loh, kok bisa,"  kata Dava tak percaya,.

"Yah iya lah serius yakali markurius kan bukan lagi bahas planet ," kataku  penuh basa basi. 

" Selain markurius, virus juga bisa kan bukan lagi bahas penyakit, " kata Dava menggeleng kan kepala. 

" Lahh kok mala bahas akhiran us us sihh , dav simak baik  baik yah kak Vinta itu orang yang berniat mau nabrak aku  " kata ku penuh keyakinan .

Tapi di balas "Owh "aja oleh Dava sambil memalingkan wajah nya.

"  owh aja,"  kata ku menyakin kan Dava.

" Bilang kak Vinta kejam kek ,kamu yang sabar kek ,Ita kamu cerdik kek, kok owh aja ," kata ku sebel melihat reaksi datar dari Dava .

Aku pikir Dava bakal kaget histeris setelah mendengar berita yang ku bawa .

" Owhh jadi topik yang mau kamu curhatin itu tentang kejahatan kak Vinta dan kepahlawanan kamu yang sudah menemukan pelaku utama nya, " kata Dava tanpa ekspresi. 

" Yahhh gitulah  pilingku gak salah bahwa kak Vinta adalah pelaku nya dan sekrang  aku bahagia lihat kak Vinta pergi, " lanjut ku. 

" Jadi kak Vinta adalah pelaku nya dan kamu adalah sasaran nya dan aku adalah korban nya, " kata Dava yang  tidak menyukai arah pembahasan yang ujung ujunh nya membahas Kak Andi 

" Aku tau kok Dava cemburu kalo liat aku dekat dengan kak Andi tapi mau gimana lagi aku suka pada kak Andi.

Dan aku bahagia dekat degan kak Andi, dan aku akan berusaha buat dapatin hati kak Andi "  pikir ku ,yang terdiam seribu kata mendengar penuturan dari Dava .

"Mending kamu pulang aja sekarang ,ini udah sore entar kemalaman  kan bahaya, " kata Dava dingin tanpa menoleh ke arah Ku.

Membuat aku jadi bingung harus jawab apa.

"Dava kamu marah pada ku ," kata ku degan simpati memegang bahu Dava dengan rasa bersalah .

" Gak kok aku gak marah aku hanya butuh kesendirian aja ,kamu pulang gih ," kata Dava dingin dan cuek.

" Tapi aku masih betah disini ," kata ku lirih.

" Yaudah  terserah kamu, " kata Dava datar .

"Aku pulang aja deh ngapain bertahan disini kalau tidak di hargai apalagi gak di anggap ada, jiwa dan raga ku juga capek kalau harus ngebujuk terus "  batin ku mulai lelah .

" Yaudah ," kata ku sambil berjalan menuju pintu luar.

" Ita kok buru buru , Nak, " kata Tante Novly menghampiri ku.

" Ayo dong nginap disini kasihan Dava sendiri an, " bujuk Mami nya Dava sepenuh hati .

" Gak Tan lain kali aja ," kata ku mencoba menghindar.

" Setidak nya ayok makan dulu , " kata Tante Novly tak meng izin kan ku untuk pergi.

" Lain kali aja deh Tan ," balas ku singkat.

" Azka apa kabar, sekarang kok jarang main kesini Tante kan jadi kangen , " tutur Tante lagi dengan lemah lembut.

"  Nanti aku bilangin sama kak Azka biar main kesini, aku pamit dulu ya Tan,"  kata ku Menyalam lembut tangan Tante Novly.

" Iya ," kata Tante mengelus kepalaku lanyak nya putri kandung nya.

" Gak pamit sama Dava,"  kata Tante membuat ku terdiam.

" Dav aku pergi ya ," kata ku gugup dengan ekspresi datar.

Tapi tidak ada balasan sedikit pun dari Dava bahkan tetap saja Dava tak menoleh ke arah ku.

Akhirnya aku pergi begitu aja.

" Kanapa Nak lagi gak akur ya sama Ita, " kata tante Novli tersenyum tipis. 

"Gak mi gapapa " , Jawab Dava terbata bata. 

Lain dengan ku 

"  Huhh ," kata ku membuang nafas ku dengan kasar dan berlalu meninggal kan rumah Dava degan kesal.

Lain degan kak Andi di rumah nya .

" Liya ,,,,,,,Liya sini bentar deh panggil ," kak Andi.

7
07.03 09:52
Part 8

" Iya kak kenapa, " kata Liya menghampiri kak Andi yang duduk di tepi kolam renang  di belakang rumah mereka, menikmati angin yang bertiup kencang di temani cemilan ringan.

"  Nih kak Vinta dari tadi nelpon mulu ajakin VC, kakak males ngangkat nya nih kamu aja yang ngomong sama dia ," kata kak Andi jutek memberikan HP pada Liya .

" Bilang aja kakak lagi tidur ," kata kak Andi memberi alasan .

" Iya deh ," kata Liya menurut tanpa komen, sambil mengangkat telpon.

" Liya kak Andi nya mana ,"  kata kak Vinta .

"  Tidur,"  jawab Liya singkat tanpa penuturan.

"   Owhh padahal aku cuma mau bilang putus aja sama dia ," kata kak Vinta datar.

" Putus,"  kata Liya memper jelas penuh penekanan.

" Putus,"  kata kak Andi mendengar pembicara kak Vinta di via telepon.

Kak Andi  langsung mengambil HP dari tangan Liya.

" Iya aku mau kita putus,"  kata kak Vinta menundukkan kepala.

"  Jangan dong udah terlanjur sayang soal nya, lagian kenapa kamu minta putus ," kata kak Andi gak terima di putusin kak Vinta .

" Yah ,,,,,, soal nya Ita selalu ancam aku dia bilang kalo aku gak putusin  kamu dia bakal laporin aku ke polisi ,padahal aku juga gak mau jauh dari kamu ,aku sayang sama kamu ," kata kak Vinta sambil menangis ter sedu .

" Rasain lo Ita kalo gue gak bisa milikin Andi berarti lo juga gak bisa, " kata kak Vinta dalam hati, karna omongan nya tadi adalah kebohongan ,bagian dari balas dendam kak Vinta kepada ku.

"  Ita keterlaluan tapi kamu tenang aja aku  akan ngomong pada Ita yang penting kita jangan putus dulu,"  kata kak Andi memohon.

" Iya deh ," kata kak Vinta senang karna rencana licik nya berhasil.

Lain dgn Ita di kamarnya.

" Dava memang keterlaluan kalo dia lagi ngambek pasti aku langsung di usir dia pikir aku pengemis apa degan semudah membalikkan telapak tangan mengusir aku se enak nya tapi lihat aja kali ini aku gak akan minta maaf sama dia lagi ,sekali kali dia dong yang harus ngalah ," kata ku menahan amarah .

" Ngomong sama siapa sih ," kata kak Azka yang berdiri di depan pintu kamar ku .

" Ngomong sama nyamuk, ya kali ngomong sama jendela,"  jawab ku kesal  dan emosi.

" Ohh udah berani yah marah sama kakak ," kata kak Azka melempar boneka panda mengenai kepala ku .

" Ihh sakit kak ," kata ku mengejar kak Azka yang sudah lari dari tadi .

" Kejar aja kalo bisa ," kata kak Azka menjulurkan lidah nya .

" Ih kakak manas manasin aku yah ," kata ku sambil lari mengejar .

" Aw,"  duprak aku pun jatuh terpeleset di lantai .

" Hehe emang enak,"  kata kak Azka menghampiri ku .

" Bukan nya bantuin juga ," kata ku menjitak kepala kak Azka yang duduk di sebelah ku .

" Gak sopan kamu ," kata kak Azka memegang hidung ku ,sehingga aku gak bisa napas .

" Ih lepasin kak ," kata ku sesak .

Kak Azka pun tertawa puas .

" Kapan sih Mami dan Papi balik dari London ," kata ku kesal karna selalu di tinggal pergi dengan alasan bisnis dan karier.

"  Cieee anak manja kangen nih ," kata kak Azka meng alihkan pembicaraan.

percepat  ,,,,,perjalanan menuju sekolah.

" Huh sial banget nya kok ban motor ku tiba tiba kempes ," kata ku menghentakkan kaki ku kasar.

" Aduh gimana nih, " kata ku sambil mendorong motor ku ke bengkel terdekat .

" Kalo gini cerita nya aku bisa telat nih ," kata ku meluap kan emosi.

Tiba tiba Dava lewat mengendarai mobil hitam nya  .

" Untung ada Dava," pikir ku bahagia  .

" Dava berhenti ," kata ku melambaikan tangan di pinggir jalan.

Dava yang melihat ku berdiri di pinggir jalan langsung menghentikan mobilnya dan membuka kaca mobil.

" Aku ikut ya ," kata ku memohon .

Ehh spontan Dava langsung  menutup kembali kaca mobil nya dan ngegas laju di hadapan ku. 

Sehingga  genangan air hujan yang ber lumur dan kotor yang berada di sisi aspal  terjiprat ke baju ku.

  Membuat seragam sekolah ku kini jadi kotor.

" Ihh Dava uda gak bantuin nyusahin lagi ," kata ku marah" .

Setelah motor ku diperbaiki aku pun langsung melaju kesekolah dengan kecepatan kilat.

" Aduh aku telat nih ," kata ku setelah sampai di sekolah yang sudah sunyi .

Mungkin siswa sudah pada masuk ke kelas ,kecuali kakak kelas aktivis senior ku yang masih berdiri di lapangan sekolah .

Degan merasa tidak bersalah aku pun berjalan menuju kelas ku.

"  Dek sini ," kata salah satu kakak senior ku .

Aku pun menghampiri mereka yang sekita 6 orang .

" Dek kamu udah tau kan pengumuman semalam ," kata kak Andi tegas .

" Pengumuman apa kak ," kata ku heran.

" Yang di mading yang kakak tempel semalam ,itu  adalah pengumuman peraturan baru di sekolah ini,"  kata kak Andi sangar dan bijaksana tanpa pilih kasih untuk menghukum  orang yang melanggar aturan  .

" Aduh mampus ,aku  kan belum  baca pengumuman itu ," kata ku dalam hati .

Pandangan kak Andi kini berubah jadi tajam tak sama dengan pandangan yang setiap hari ku lihat, yang berhasil membuat aku tergila  gila karna pesona nya sekarang malah aku bisa jadi gila karna takut,sangkin seram nya.

" Jadi kamu melanngar 3 peraturan ,jadi  otomatis hukuman nya dobel ," kata kak Andi lantang.

Membuat jantung ini berdetak lebih cepat seperti lari maraton.

" Aku mau aja di hukum tapi jangan kak Andi dong yang menghukum nya aku kan malu ,dan bingung mau ngapain dan bercampur takut lagi ," kata ku merengek dalam hati .

" Teman teman kalian pergi aja dulu ke belakang sekolah mana tau ada siswa yang cabut kalo soal Ita aku aja yang kasi hukuman ," kata kak Andi pada kakak"  senior yang lain nya .

" Iya,  jawab mereka serentak ,dan lansung pergi meninggal kan aku dan kak Andi di lapangan yang udah panas ini .

Karena matahari udah bersinar cerah .

" Peraturan baru di sekolah ini adalah  semua permasalahan bukan guru lagi yang mengurus nya tapi kami kak aktivis senior di sekolah ini ," kata kak Andi sombong .

" Kamu tau gak peraturan apa saja yang kamu langgar ," kata kak Andi menatap wajahku yang masih menunduk.

" Gak kak ," kata ku masih dalam posisi yang sama ,tak berani manatap wajah cowok yang ku sukai secara diam "dan rahasia.

" Pertama kamu datang nya telat itu melanggar aturan kedisiplinan ,kedua kamu datang degan memakai baju kotor kusut kek gini, lihat penampilan kotor mu ini, membuat mata jadi alergi ,dan itu melanggar ke rapian di sekolah ini ,

ketiga kamu merusak hubungan antara aku dan Vinta kami jadi terancam putus itu semua gara gara kamu, itu melanggar kenyamanan di sekolah ini ," kata kak Andi congkak ,dan angkuh.

" Kalo masalah pertama dan kedua aku masih terima tapi kalo masalah ketiga sama sekali gak masuk akal bagiku ," kataku memberanikan diri untuk angkat suara dengan lantang, karna udah gak sabar lagi menerima hinaan dari kak Andi yang semakim men jadi  jadi ,tanpa batasan dan perasaan.

Kak Andi kaget mendengar perkataan ku.

" Kamu berani sama kakak ," kata kak Andi tegas .

" Yah kakak propesional dong masalah pribadi jangan di bawa ke masalah umum,"  kata ku kesal bercampur grogi dan gak nyangka jadi satu.

" Itu bukan urusan kamu ,aku adalah ketua osim di sekolah ini jadi aku berhak mau berbuat apa semau ku, " kata kak Andi membuat aku kaget terperanjat.

" Ternyata kak Andi gak sebaik yang ku kira ," pikirah ku ambyar grogiku jadi bubar. 

" Selama ini aku pikir kak Andi orang nya  bijaksana ternyata seperti laksamana buaya berhati cobra yang ber bisa, " pikir ku sedih .

Kini sudut pandang ku pada kak Andi berubah 78 % .

" Aku salah menilai kakak selama ini, " kata ku meberanikan diri.

" Oh ya lihat lah, ini lah diri ku yang sebenar nya ,aku akan nekat kepada orang yang berani menghancur kan kebahagiaan ku dan kamu lah orang nya ," kata kak Andi menunjuk wajah ku dengan mata singa membuat mental ku lemah dan takut .

" Dengar yah aku tidak segan menghukum orang yang ikut campur dalam hidup ku, 

Kamu bilang Vinta egois dan meng halal kan cara demi tujuan nya, jadi apa beda nya dengan kamu, yang melakukan hal yang sama untuk mendapat kan ku,"  kata kak Andi tepat di depan wajah ku .

Dan ku balas dengan mata elang yang kelaparan.

" Yasudah cinta itu buta tapi tau siapa yang harus diperjuangkan dan siapa yang harus dibasmi dan di hempaskan " pikir ku melayang. 

" Sekarang skotjam  50 kali ," kata kak Andi lantang .

Tanpa berpikir panjang aku pun langsung skotjam ,bukan karna takut tapi karna aku memang merasa salah telah melanggar aturan.

" Jangan berani lagi pada ku ," kata kak Andi melihat ku yang sudah lelah skotjam dengan napas yg ngosngosan.

" Setelah itu kamu berlari mengelilingu lapangan ini 10 kali ," kata kak Andi dan langsung pergi meninggalkan ku yang masih berdiri kelelahan.

" Gila tu orang dia pikir lapangan ini gak luas apa dan skotjam 50 kali gak capek huh, aku gak nyangka kak Andi setega ini, " batin ku dalam hati.

Tapi gapapa setidak nya aku udah tau seperti apa kk andi yang sebenar nya.

Disisi lain aku lihat Dava berdiri di depan pintu kelas  dia memperhatikan aku dari tadi dengan pandangan yang sahdu .

"  Ita maaf coba tadi aku izinin kamu ikut sama ku pasti kamu gak bakal di hukum ," pikir Dava menyesali perbuatan nya .

" Puas lo Dava lihat gue di hukum ," kata ku berteriak dari lapangan dan langsung pergi  meskipun hukumannya belum selesai .

" Ini nama nya penyiksaan bukan hukuman  ," kata ku kesel aku pun langsung pergi ke kantin untuk mengisi perutku yang kosong dan rasa haus yang melelah kan.

" Tadi pagi aku juga belum sarapan ," pikir ku. 

" Omg,,,,,, itu kan kak Andi aduh ketahuan nih ," pikir ku.

Aku melihat kak Andi duduk sendiri di kantin.

"  Yah bodo amat lah ," kata ku langsung duduk di bangku pojok .

Sekarang di kantin ini cuma ada 2 siswa yaitu aku dan kak Andi karna siswa lainnya lagi belajar di kelas dan ini belum waktunya istirahat .

" Eh Ta emang hukuman nya udah selesai ," kata kak Andi mengagetkan ku .

" Belum ," kata ku santai tanpa merasa bersalah, dan langsung makan Batagor pesanan ku tadi .

" Ohh jadi kamu melawan perintah ku, " lihat aja besok kamu akan ku hukum lagi, hukuman nya jauh lebih berat dari ini ," kata kak Andi ngegas,memberi ancaman.

" Coba aja kalo bisa lagian aku gak peduli lagi sama hukuman kakak ,karna mulai  besok aku dah gak sekolah disini lagi, " kata ku santai ,membuat kak Andi geram.

" Owh jadi kamu mau berhenti dari sekolah ini ," kata kak Andi memperjelas .

" Bukan urusan lo kali ,lagian kenapa gak suka ???? " kata ku lirih 

" Yaaa ditanyain,,,, itu lagi bertanya atau lagi berharap yah???  jawab kak Andi sombong dan angkuh 

" Maaf yah saya tidak punya hak melarang kamu untuk berhenti dari sekolah ini ",lanjut kak Andi membuat emosiku kian meluap. 

"Selain itu kakak juga gak punya hak buat larang aku laporin kak Vinta ke polisi dengan notif Pembunuhan berencana , " kata ku kasar membuat kak Andi terdiam seribu bahasa

Aku langsung bergegas pergi meninggalkan kak Andi .

" Eh satu lagi ," kata ku menghentikan langkah ku.

"Setelah aku analisis dan telaah kakak cocok juga sama kak Vinta ,karna kalian sama aja ,sama sama nekat gak punya hati , mentang mentang punya jabatan tinggi semaunya aja menghakimi , " kata ku dan langsung berlari meninggalkan kak Andi .

Aku pun berlari menuju kelas .

Se samapia nya di kelas aku langsung duduk di bangku ku.

" Ta kamu dari mana aja ," kata Liya khawatir .

Setelah mengingat perilaku kak Andi bukan cuma kak Andi yg ku benci tapi Liya juga .

Karna prinsif ku jika sudah benci pada satu orang semua yang ada hubungan nya dengan orang itu akan ku benci juga.

" Ta kamu kenapa,"  kata Liya lagi ,dengan nada yang cemas.

"  Gak usa sok peduli deh,"  kata ku dan langsung pergi ke bangku depan, berhubung bangku itu kosong karna pemilik nya  gak masuk , lagi sakit katanya .

" Ta kamu kenapa sih ," kata Liya khawatir  untuk sekian kali nya .

Aku gak ambil pusing dan langsung duduk di bangku depan melap baju ku yang kotor .

Tiba tiba Dava datang menawarkan minum .

" Nih kamu minum dulu pasti kamu capek banget, " kata Dava menyodor kan Pop Ice coklat pada ku .

" Aku gak butuh bantuan mu, " 
kata ku menepis kasar tangan Dava hingga Pop Ice nya tumpah seketika .

Pandangan mata di kelas ku langsung pokus menatap kami berdua.

" Dava kamu dimana saat aku butuh kamu ,saat aku mengemis perhatian mu ,kamu malah cuekin aku , saat aku minta maaf padamu, kamu malah mengusir ku ,dengar yah loh bukan siapa siapa gue lagi ," kata ku kasar pada Dava penuh penekanan .

" Lupakan semua kenangan kita, anggap aja kita gak pernah kenal , " kata " ku  membuat Dava terdiam me matung degan rasa bersalah tanpa berani mengatakan apa apa .

" Kalian ada masalah apa ," kata Liya menimpali. 

" Lo juga lo sama kayak kak Andi, inti nya aku benci pada kalian semua ,sekarang kalian berdua bukan sahabat ku lagi,kalian bukan siapa " ku lagi, " kata ku menahan tangis .

Sebenar nya aku terpaksa ucapin ini, tapi aku gak tahan lagi menghadapi kak Andi dan Dava, ini adalah caranya supaya aku bisa  pergi dari kehidupan mereka.

"  Jangan ganggu aku lagi ," kata ku dan langsung pergi meninggalkan mereka.

" Ita mau kemana ," kata Dava mengejarku ,dan disusul oleh Liya.

"  Ita kamu mau kemana ," kata Dava memegang tangan ku, setelah dia berhasil mengejar ku .

" Lepasin,"  kata ku menepis kasar tangan Dava.

Disisi lain aku lihat Liya lagi nangis mungkin dia sedih karna aku mau pergi .

" Ta maafin aku ," kata Liya di sela sela tangisan nya.

" Huh,"  kata ku dan langsung pergi mengendarai motor  ku dan berlalu meninggalkan mereka.

" Ita jangan pergi ," teriak Liya sambil menghapus air mata yang membasahi pipi nya.

Seketika teman " sekelas ku langsung datang menghampiri ,biasa kalo ada kasus baru teman ku semua jadi berubah provesi jadi wartawan ,penyebar gosip murahan .

" Ita nya ngambek yah ,uluhh kasian di tinggalin teman ,udah gak usa nangis lagi, hehe trio Aireliaibell hancur nihh ," kurang lebih begitulah cibiran dari teman" ku.

Tapi gak di jawab sedikit pun oleh Dava dan Liya.

" Liya cabut yuk,"  kata Dava dan mereka langsung pergi meninggalkan teman teman , yang pada kepo haus impo .

" Asyik nih ,Geng Aireliaibell hancur, hehe ," kata mereka serentak .

Lain degan Ita dia pulang ke rumah. 

807.01 13:44
Part 9

aku langsung merebahkan badan ku ke sperimbet mewah di kamar ku ,kini air mata membasahi bantal ku , tangis yang dari tadi ku tahan kini pecah tak terkendali.

" Hari ini aku kehilangan orang "yang ku sayangi,"  batin ku sedih .

Kejadian tadi rasanya bagaikan mimpi .

" Apa aku bisa hidup tanpa mereka ?, Aku masih butuh Dava ,Apa sikap ku ini berlebihan ," beribu pertanyaan muncul di benak ku .

Sedikit aku menyesali perbuatan ku .

" Ringgg HP ku pun bunyi ," Dava menelpon ku, tapi gak ku angkat,ku biar kan saja HP ku berdering tanpa ku perhatikan.

" Ta Ta,"  terdengar suara Dava dari pintu luar .

" Dava datang kesini ," pikir ku ,setelah mendengar teriakan Dava .

" Gak penting,"  celoteh ku dalam hati sembari menutup telinga ku rapat dan rapi .

" Sekali ku gak suka ya tetap gak suka ," batin ku .

Hingga aku tertidur lelap, sedangkan Dava masih setia berdiri di depan pintu, berharap aku mau datang menghampiri nya .

" Ta ,,,,Ta ,,,, buka pintu nya, " terdengar suara kak azka yang membangun kan tidur lelap ku.

Kulihat jam di tangan ku menunjukkan pukul 3 sore ,berarti kak Azka udah balik dari kampus .

" Makan yuk ," ajak kak Azka setelah pintu nya ku buka.

"  gak laper ," kata ku mengelak ,karna kondisi hati ku masih ancur berantakan.

" Ya udah sup Wortel bagian kamu buat kakak yah ," balas kak Azka menaikkan selera makan ku, karna kak Azka tau itu adalah makanan favorit ku.

" Enak aja ," kata ku dan langsung lari menuju meja makan .

" Kamu,"  kata ku kaku, sembari menghentikan langkah ku ,melihat sosok ganteng dengan wajah memelas duduk di meja makan, dia melihat ku degan rasa penyesalan.

Iya dia adalah Dava ,degan seragam putih abu " nya.

" Belum pulang juga ," kata ku judes dan langsung duduk di bangku persis di depan Dava .

Dava hanya menantap ku tanpa bersuara sedikit pun.

" Kata nya gak laper ," kata Azka langsung duduk dan mengambil piriing yang di depan ku.

" Ehh ini piring ku,"  kata ku menepis tangan kak Azka yang spontan ngambil piring yang sudah ku isi nasi .

" Ini buat kakak aja, sana ambil piring mu di dapur,"  kata kak Azka gak mau ngalah .

" Gak mau malas ," kata ku mayun ,karna rak piring nya lumanyan jauh dari posisi ku.

" Ya udah satu piring aja sama Dava,"  lanjut kak Azka santai.

Spontan Dava langsung menatap ku dan menghentikan suapan nya .

Melihat aku dan Dava saling tatapan tanpa reaksi,Kak Azka angkat suara. 

" Kenapa ada masalah ," kata kak Azka dengan ekspresi datar.

"  Biasa nya juga kalian sering makan satu piring, " lanjut kak Azka dan langsung melahap makanan nya.

Aku pun menambahkan nasi ke piring Dava tanda setuju ,karna aku gak mau kak Azka tau masalah ku dan Dava .

" Oh iya kakak kan ada tugas ," kata kak Azka histeris dan langsung pergi meninggal kan makanan nya.

" Ta maafin aku ," kata Dava membuka pembicaraan setelah kak Azka pergi .

" Aku gak bisa ngendalikan diriku ,melihat kamu dekat degan kak Andi, cemburu ku berlebihan aku selalu di hantui kehilangan ," kata Dava menahan air mata nya.

" Lah cowok juga bisa nangis,"  pikir ku.

Tapi tetep saja aku kesal mengingat kelakuan Dava .

" Dah kenyang ," kata ku dan bangkit dari duduk ku .

" Maaf ,"  kata Dava menghentikan langkah ku .

Kini wajah ganteng nya penuh dengan kesedihan yang mendalam mata nya ber kaca "mulai berlinang air mata.

Membuat ku merasa iba, aku tau Dava sangat menyesali perbuatan nya dan jika cowok sudah menangisi cewek berari cewek itu berarti bagi nya .

" Gak tau ah ," kata ku menguji seberapa kuat Dava menghadapi ego ku.

"  Aku gak akan pergi sampai kamu memaaf kan ku,"  kata Dava miris ,membuat aku meleleh. 

" Terserah,,,,"  kata ku dan berlalu meninggal kan Dava yang mematung kaku ,diam membisu ,seribu bahasa  dengan wajah lesu .

" Liya menelpon ku,"  kata ku setelah aku melihat banyak notif panggilan di HP ku, kubaring kan tubuh ku di kasur empuk yang di hiasi dengan boneka lucu ".

Beruang fink ini kan boneka pemberian Dava saat aku dapat juara kelas.

" Hehe lucu juga,"  kata ku mulai tersenyum mengingat ke humorisan Dava .

" Liya menelpon ku lagi ," kata ku kaget ,dan aku pun mengangkat nya .

Tapi aku tetap gak bersuara begitu juga degan Liya .

Hanya terdengar suara tangisan pilu, mungkin Liya gak sadar kalu telpon nya udah ku angkat .

" Pokot nya aku gak mau makan dan mogok bicara sama kakak ,sebelum kakak minta maaf pada Ita ," terdengar jelas suara Liya sedang me minta pada kak Andi .

Aku pun tetap diam mendengar kan percapan mereka ,tanpa mereka sadari .

" Dek hentikan Drama ini ,kakak capek harus pura" perhatian dan sayang pada Ita, kakak gak suka sama Ita ,dia kakak anggap seperti adek sendiri, kakak hanya suka sama kak Vinta ,selama ini kakak udah nuruti kemauan kamu,untuk bersandiwara seperti suka di depan Ita ,

Tapi bukan cuma kamu dek yang butuh pengertian, kamu selalu menuntut pengertian dari kakak ,dan  kakak juga berharap  pengertian dari kamu dek ,

Lagian cinta yang di paksa itu gak akan bersatu Dek ,Ita gak akan bahagia degan kakak ," terdengar pengakuan dari kak Andi yang langsung mematahkan hati ini .

Ku tutup mulut ku rapat "supaya tangisan ku gak terdengar ,tagisan yang ambyar .

" Tapi kak ,Ita suka sama kakak, Ita itu sahabat ku ,aku sayang sama dia, aku ingin lihat dia bahagia kak ," pembelaan dari Liya membuat aku terharu ,apalagi tangisan Liya yang mengundang duka di hati ini.

" Apakah Adek tidak ingin melihat kakak bahagia ?? , Ita akan bahagia karna dia punya Dava ,gak ada lagi laki "yang sayang nya melebihi Dava ,

Apakah kamu ingin membuat Dava dan Vinta menderita dan tersiksa ,karna cinta yang Adek paksakan ini ,

Biarkan Ita menyadari betapa tulus dan setia nya Dava pada nya ," kata kak Andi yang membuka sedikit pikiran ini .

Kakak juga sayang pada Ita tapi sebagai Adek, " kata kak Andi dan berlalu ninggalin Liya.

" Kenapa sih kakak gak pernah sadar Ita akan bahagia degan kakak, " kata Liya dengan nangis tersendu sendu .

" Liya gapapa makasih untuk semua nya kamu adalah sahabat baik ku ," kata ku membuat Liya terdiam seketika.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yusnita Damayanti Daulay

Ada Cinta Di Organisasi

puisi * melupakan